Latest News

Friday, April 12, 2013

Gereja Katolik "Indah" Kayutangan Malang



Sejenak melihat Gereja Katolik di Malang…



Setelah puas merasakan makanan di toko ‘OEN’ langkah saya tergerak untuk mampir sejenak ke bangunan yang letaknya tepat di depan toko ‘OEN’. Bangunannya berbentuk seperti halnya bangunan Kolonial bergaya gothic dengan warna dominan coklat agak muda. Karena arsitektur bangunannya yang terlihat lain dari bangunan yang ada. Maka bangunan ini terlihat mencolok di sekitar daerah kayutangan kota Malang.
Bangunan ini bernama Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus. Namun karena lokasinya yang terletak di ruas jalan Kayutangan maka sering disebut sebagai Gereja Kayutangan. Nama kayutangan sendiri konon katanya diambil dari nama sebuah toko besar yang ada di ruas jalan ini. Namun pada saat saya melangkah menyusuri ruas jalan ini, saya tidak melihat toko yang dimaksud (mungkin karena saya kurang teliti mencarinya..)
Awalnya saya hanya tertarik untuk mengambil gambar di sekitar depan gereja  Katolik ini. Mengingat saat itu bukan hari sabtu/minggu jadi tidak ada perayaan ekaristi yang berlangsung.
Setelah meminta ijin untuk mengambil foto di pos satpam di depan gereja ini, saya pun melangkah ke pelataran teras Gereja ini. Saya perhatikan bentuknya mirip dengan beberapa gereja Katedral yang pernah saya kunjungi. Bangunan yang bergaya gothic, beraksitektur tinggi serta jendela yang cukup berukuran besar, mengingatkn  saya pada gereja-gereja katedral kebanyakan. Mungkin memang dikarenakan dibangun pada masa Jaman Belanda atau memang sengaja dibangun dengan konsep seperti itu.. (saya pun tidak begitu paham)
Di bagian depan Gereja ini, terdapat halaman yang tidak begitu luas namun juga tidak begitu kecil. Pada bagian depan dihiasi dengan dua menara dan pintu kayu besar. Namun karena ditutup jadi saya hanyamengambil beberapa gambar di depan gereja ini saja.
Sayapun bergerak melangkah ke pos satpam yang ada di samping kanan sebelah belakang gereja ini.  Saya bermaksud mengambil kembali KTP saya yang memang dititpkan di pos tersebut sebagai tanda ijin memasuki gereja ini. Namun ketika saya hendak bergerak menuju pos satpam itu. saya dipanggil dan ditawarkan melihat masuk ke dalam gereja oleh seorang Bapak. Wahhh.. sebuah tawaran yang menurut saya menarik dan sangat sayang jika saya tolak . Awalnya saya agak ragu akan tawaran itu, namun karena rasa penasaran saya yang tinggi maka saya tidak menyiakan tawaran Bapak tadi.
Bersama Bapak itu saya masuk ke dalam gerja itu melalui pintu yang berada di sebelah kanan jika dilihat dari arah teras gereja. Masuk kedalam saya melihat seperti ruangan yang mungkin berfungsi sebagai tempat untuk memberikan pelajaran gratis bagi anak yang kurang mampu serta saya juga melihat ada poliklinik di dalamnya. Namun karena bukan hari minggu/sabtu maka terlihat sepi.
Setelah saya menyusurinya sayapun sampai di bagian dalam gereja. saya melihat ada beberapa kamar sederhana yang diatasnya tercantum tulisan nama Romo (pemimpin/imam dalam tradisi Katolik). Mungkin adalah nama-nama Romo-Romo yang bertugas di Gereja ini.
Tak lama kemudian pintu Gereja pun dibuka. Pintu belakang Gereja. Saya pun diijinkan untuk masuk ke dalamnya.
Gereja ini memang termasuk gereja yang bertipikal gereja lama. maksudnya altarnya terletak di depan dan tempat duduk para umat terletak di belakangnya. Pada bagian depan altar terdapat Salib besar dengan tulisan “Allah itu Kasih dan Kasih itu Kurban”
Juga terdapat patung Bunda Maria di sebelah kiri serta Yesus di sebelah kanan. Dilihat dari bangunanya yang tinggi maka cahaya matahari yang masuk melalui jendela-jendela yang besar cukup menerangi bagian dalam Gereja ini, meskipun pada saat saya berkunjung cuaca sedang dalam kondisi mendung.
Di bagian depan dari Gereja ini (kalau masuk dari pintu utama), saya melihat adanya semacam tulisan peringatan.
Berdasaran penjelasan dari Bapak tadi tulisan itu adalah peringatan akan penyerahan kuasa gereja Katolik dari Tarekat/Ordo Jesuit ke Tarekat/Ordo Carmelit.
Maksudnya jika dulu segala masalah yang berurusan dengan gerja Katolik di Malang dipegang/diselenggarakan oleh Tarekat/Ordo Jesuit. setelah beberapa tahun diamanatkan kepada Ordo Carmel selaku penyelenggara yang baru. Alasannya kenapa?? saya pun kurang begitu mengerti.
Setelah puas melihat ke dalam sayapun bergerak ke luar. Tak lupa saya mengucapkan banyak terimakasih ke Bapak tadi dan bergerak keluar menuju arah pulang. sambil kembali mengambil KTP saya tentunya yang tadi saya titipkan di pos satpam.
Sungguh perjalanan langkah yang berkesan buat saya. Semoga suatu saat saya dapat kembali berjalan-jalan ke tempat ini.

1 comment:

  1. Damai di bumi.... semoga terus berkembang... Saya ingin berbagi artikel tentang Katedral di Florence di http://stenote-berkata.blogspot.hk/2018/04/florence-di-piazza-del-duomo_11.html
    Lihatlah juga videonya di Youtube https://youtu.be/OVEs_zYK_FQ

    ReplyDelete

Tags