Latest News

Wednesday, May 1, 2013

Kutipan Katolik Terbaik ( Bagian 1 )




“Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” – Yoh 20 : 31
“Roh Tuhan berembus dalam lembaran-lembaran ini. Kalimat-kalimatnya dibiarkan tidak selesai, sehingga Anda bisa melengkapinya sesuai dengan perilaku Anda sendiri. Jika anda menghayati kata-kata bijak ini dalam kehidupan Anda, maka Anda akan menjadi pengikut Kristus yang sejati.” – St. Josemaria Escriva
————————-
Blog Lux Veritatis untuk minggu-minggu ke depan akan menampilkan tujuh quotes atau kutipan katolik terbaik, yang diambil dari tulisan Para Kudus, Paus, Tokoh katolik lainnya,  Kitab Suci, Dokumen Gereja, ataupun buku-buku katolik yang kami baca. Kami juga mengumpulkan kutipan ini dari berbagai sumber di internet, seperti catholic quoteIgnatius Press, dan masih banyak yang lain. Ada baiknya bila kutipan-kutipan singkat ini juga kita renungkan, agar bisa membawa suatu perubahan yang berarti dalam kehidupan kita.
“Sangat membantu bagi kita untuk mengaku dosa dengan teratur. Benar bahwa dosa kita selalu sama; tapi kita membersihkan rumah kita, ruangan kita, paling tidak sekali seminggu bahkan bila kotorannya selalu sama, dengan tujuan untuk hidup dalam kebersihan, untuk memulai kembali. Bila kita melakukan hal yang sebaliknya,  kotoran mungkin tidak dilihat, tapi kotoran tersebut akan bertambah” – Paus Benediktus XVI
“Ketika kamu melihat salib, kamu memahami betapa Yesus mencintaimu. Ketika kamu memandang Hosti Suci, kamu memahami betapa Yesus mencintaimu sekarang” – Mother Teresa
“Bersabarlah dengan segala hal, tapi terutama bersabarlah terhadap dirimu. Jangan hilangkan keberanian dalam mempertimbangkan ketidaksempurnaanmu, tapi mulailah untuk memperbaikinya – mulailah setiap hari dengan tugas yang baru” – St. Fransiskus dari Sales
“Kita sering menemukan diri kita di persimpangan jalan, tidak tahu jalan mana yang harus dipilih, jalan mana yang harus dilalui; ada bagitu banyak jalan yang salah…begitu banyak ambiguitas. Di saat seperti ini, jangan lupakan bahwa Kristus…selalu dan satu-satunya jalan yang paling aman, jalan yang menuju pada kebahagiaan yang penuh dan abadi” – Beato Yohanes Paulus II
“Mengapa kita harus membela diri ketika kita disalahpahami atau dihakimi dengan keliru? Tinggalkanlah hal itu. Mari kita tidak mengucapkan apapun. Merupakan hal yang manis untuk membiarkan orang lain menghakimi kita dengan cara yang mereka suka. Oh keheningan yang terberkati, yang memberi begitu banyak kedamaian bagi jiwa!” – St. Therese of Lisieux
“Jangan mencari ketakutanmu melainkan carilah harapan dan mimpimu. Jangan berpikir tentang frustrasimnu, tapi tentang potensi yang belum terpenuhi. Perhatikan dirimu bukan dengan apa yang telah kamu coba dan gagal, tapi dengan apa yang masih mungkin bagimu untuk melakukan sesuatu” - Paus Yohanes XXIII
“Komuni merupakan satu-satunya obat bagi iman yang lemah dan longgar. Meskipun Sakramen Maha Kudus pada dirinya selalu sempurna dan suci dan lengkap, Sakramen Maha Kudus tidak bekerja secara utuh sekali untuk selamanya dalam diri kita. Seperti tindakan iman, ia harus tumbuh secara berkelanjutan melalui latihan. Frekuensi adalah efek yang tertinggi. Tujuh kali [menerima Komuni]dalam seminggu jauh lebih bergizi daripada tujuh kali pada rentang waktu tertentu”  - John Ronald Reuel Tolkien (Penulis Novel Lord of The Rings).
——————————————
“Lain waktu jika suatu hal buruk terjadi padamu meskipun itu bukan salahmu, dan kamu mengeluh pada Allah, “aku tidak pantas mendapatkan itu,” lihatlah pada salib dan katakan perkataan yang sama kepada-Nya: “aku tidak pantas mendapatkan itu” ini akan memberikanmu rasa perspektif yang berbeda” – Dr. Peter Kreeft
“Kita tidak berdamai dengan orang lain karena kita tidak berdamai dengan diri kita sendiri. Dan kita tidak berdamai dengan diri kita sendiri karena kita tidak berdamai dengan Allah” – Thomas Merton
“Lebih baik menerangi orang daripada hanya sekedar bersinar, membawa orang kepada renungan akan kebenaran daripada merenung” – St. Thomas Aquinas
“Kemalasan adalah musuh terbesar jiwa” St. Benediktus dari Nursia
“Berikan kepada saya pasukan yang mendaraskan Rosario dan saya akan menaklukkan dunia” – Paus Pius IX
“Jika dua teman meminta Anda untuk menghakimi sebuah perselisihan, janganlah diterima, karena Anda akan kehilangan satu orang teman, di sisi lain, jika dua orang asing datang dengan permintaan yang sama, terimalah karena Anda akan mendapatkan satu teman.” - St. Agustinus
“Jika Santo Paulus mendesak kita untuk berdoa pada satu sama lain, dan kita dengan gembira berpikir adalah tepat untuk meminta setiap orang yang malang untuk mendoakan kita, haruskah kita berpikir hal ini jahat untuk meminta kepada Orang Kudus di Surga untuk melakukan hal yang sama?” - St. Thomas More
——————————————
“Jika engkau mengikuti kehendak Allah, engkau tahu bahwa biarpun ada serba macam hal mengerikan yang terjadi atas dirimu, namun engkau tidak akan kehilangan tempat perlindungan terakhir. Engkau tahu bahwa fondasi dunia ini adalah kasih sehingga biarpun tak ada seorang manusia pun yang dapat atau bersedia membantumu, engkau tetap dapat berjalan maju, seraya mempercayai Ia yang mengasihimu” – Joseph Ratzinger (Paus Benediktus XVI)
“Kebenaran tidak selalu sama dengan keputusan mayoritas” – John Paul II
“Tuhan, bila umatmu memerlukanku, aku tidak akan menolak untuk bekerja. Terjadilah kehendak-Mu” – St. Martin de Tours
“Berdoalah seolah-oleh semuanya bergantung pada Allah. Bekerjalah seolah-oleh segalanya bergantung kepadamu” – St. Agustinus
“Suatu perbuatan yang paling cemerlang, tanpa cinta, sama sekali tidak berarti” – St. Therese of Lisieux
“Kita selalu menemukan bahwa mereka yang berjalan paling dekat kepada Kristus adalah mereka yang harus bertahan terhadap pencobaan terbesar” – St. Teresa of Avilla
“Kita tidak bisa mengubah arah dunia hanya dengan upaya kita sendiri. Bukan itu pekerjaan kita. Pekerjaan kita – dan khususnya pekerjaan anda sebagai pemimpin muda – adalah membiarkan Allah mengubah kita, dan melalui kita, Allah akan mengubah orang lain dan dunia. Kita memenangkan dunia dengan memenangkan satu jiwa pada satu waktu demi Yesus Kristus dan Gereja, dan hal ini dimulai dari diri kita…Cintailah Yesus Kristus seperti saudara dan Tuhanmu. Cintailah Gereja sebagai ibumu. Ketahui imanmu, ketahuilah dunia dan perjuangannya – dan kemudian bukalah hatimu. Biarkan Allah menggunakanmu untuk membawa orang lain menuju kesalamatan yang Allah tujukan bagi kita” – Uskup Agung Charles J. Chaput
——————————————
Dalam rangka menyambut hari kasih sayang (Valentine), maka blog Lux Veritatis menampilkan kutipan-kutipan tentang cinta yang diambil dari tulisan Beato Yohanes Paulus II, dalam bukunya yang berjudul Love and Responsibility, serta dalam tulisan-tulisan lainnya. Semoga menginspirasi anda
—————————–
”Di dalam cinta ada tanggung jawab khusus – tanggung jawab untuk seorang pribadi yang ditarik ke dalam persekutuan yang paling dekat dalam kehidupan dan aktivitas orang lain, dan menjadi pihak yang memperoleh keuntungan dari hadiah diri/pemberian diri ini”
”Semakin besar rasa tanggung jawab bagi pribadi lain semakin besar adanya cinta yang sejati”
“Cinta diantara pribadi adalah ciptaan dari kehendak bebas manusia”
“Kekuatan cinta muncul paling jelas ketika kekasih kita tersandung, ketika kelemahan dan dosanya menjadi terbuka. Seseorang yang sungguh mencintai tidak menarik cintanya, tapi semakin mencintainya, mencintai dalam kesadaran penuh akan kekurangan dan kesalahan yang lain, dan tanpa menyetujui kesalahan tersebut. Karena seorang pribadi tidak pernah kehilangan nilai esensialnya. Emosi yang melekatkan dirinya pada nilai pribadi tetap setiap kepada manusia”
“Cinta terdiri dari komitmen yang membatasi kebebasan seseorang – ia adalah pemberian diri, dan memberikan diri berarti membatasi kebebasan demi kepentingan yang lain. Batasan terhadap kebebasan seseorang dapat dilihat sebagai sesuatu yang negatif dan tidak menyenangkan, tapi cinta menjadikannya hal yang positif, bersukacita dan kreatif. Kebebasan ada demi cinta
“Tidak ada tempat bagi keegoisan dan rasa takut! Jangan takut, ketika cinta menyebabkan tuntutan. Jangan takut ketika cinta mengharuskan pengorbanan”
“Cinta sejati, cinta yang lengkap secara batiniah, ada ketika kita memilih seorang pribadi demi pribadi itu sendiri, dimana pria memilih wanita dan wanita memilih pria bukan hanya sebagai partner seksual, tapi sebagai pribadi yang kepadanya dilimpahkan hadiah kehidupannya sendiri”
“Cinta untuk seorang pribadi, yang berasal dari pilihan yang sah yang dipusatkan pada nilai seorang pribadi, dan membuat kita merasakan cinta emosional untuk pribadi tersebut seperti apa adanya, bukan untuk pribadi yang kita bayangkan, tapi untuk pribadi yang nyata”
“Cinta tidak pernah menjadi sesuatu yang siap dibuat, sesuatu yang semata-mata diberikan pada pria dan wanita, cinta pada saat yang sama, selalu merupakan sebuah tugas yang harus mereka kerjakan. Cinta harus dilihat sebagai sesuatu yang tidak pernah “ada”, tapi selalu hanya [sebagai proses] “menjadi”, dan menjadi seperti apa cinta itu bergantung pada kontribusi kedua pribadi dan kedalam komitmen mereka”
“Hanya pria dan wanita yang murni yang sanggup memiliki cinta yang sejati. Kemurnian membebaskan asosiasi mereka… dari kecenderungan untuk saling memanfaatkan”
“Cinta sejati itu menuntut. Aku akan gagal dalam misiku bila aku tidak memberitahu anda. Cinta menuntut sebuah komitmen pribadi terhadap kehendak Allah”
“Kegelapan hanya dapat dihancurkan oleh terang, kebencian hanya bisa ditaklukkan oleh cinta”
“Manusia tidak dapat hidup tanpa cinta. Ia tetaplah makhluk yang tidak dapat dimengerti oleh dirinya sendiri, kehidupannya tidak bermakna bila cinta tidak ditunjukkan padanya, bila ia tidak menemukan cinta, bila ia tidak mengalami cinta dan menjadikan cinta miliknya, dan bila ia tidak berpartisipasi secara intim didalamnya. Inilah alasannya mengapa Kristus Sang Penebus menyatakan diri-Nya secara penuh kepada manusia”
“Seorang pribadi yang tidak memutuskan untuk mencintai selamanya akan menemukan bahwa ia sangat sulit untuk sungguh mencintai bahkan untuk satu hari”
——————————————
“Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus” - St Hieronimus
“Karena Kristus sendiri telah berkata, “Inilah Tubuh-Ku” siapa yang berani meragukan hal ini bahwa itu adalah Tubuh-Nya?” – St. Cyril dari Yerusalem
“Ajarkan kami untuk memberi dan tidak memperhitungkan biayanya” – St. Igantius de Loyola
“Ketika anda merasa kemarahan menyerang, maka sudah waktunya untuk diam seperti Yesus, diam ditengah-tengah penderitaan dan rasa malunya” – St. Paulus dari Salib
“Sang iblis takut kepada kita ketika kita berdoa dan membuat pengorbanan. Ia juga takut ketika kita rendah hati dan baik. Terutama ia takut ketika kita mencintai Yesus dengan begitu besar. Ia lari jauh ketika kita membuat Tanda Salib” – St. Antonius dari gurun
“Anda harus meminta kepada Allah untuk memberikanmu kekuatan untuk melawan dosa kesombongan yang adalah musuh terbesarmu – akar dari semua yang jahat, dan kegagalan dari semua yang baik. Karena Allah menentang kesombongan” – St. Vincent de Paul
“Anda tidak bisa menjadi Orang Kudus yang setengah-setengah; anda harus menjadi Orang Kudus yang penuh atau bukan Orang Kudus sama sekali” – St. Therese of Lisieux
——————————————
“Kita takut untuk berbagi penderitaan kita. Namun kita bisa mengingat bahwa Yesus tidak takut untuk berbagi penderitaan-Nya dengan kita. Ia masih berbagi penderitaan-Nya. Itulah arti dari salib” – Romo Benedict Groeschel
“Selama masa prapaskah ini, mari kita memperbaiki semangat doa dan rekoleksi. Mari kita membebaskan pikiran kita dari semua hal yang bukan tentang Yesus. Jika anda sulit berdoa, mintalah kepada-Nya lagi dan lagi, “Yesus, datanglah ke hatiku, berdoalah denganku, berdoalah didalamku – agar aku bisa belajar dari-Mu cara untuk berdoa.”  - Teresa dari Calcuta
“Pengakuan dosa menyembuhkan, membenarkan, dan memberi pengampunan dosa. Semua harapan berada dalam pengakuan dosa. Dalam pengakuan dosa ada kesempatan bagi kerahiman. Percayalah dengan teguh. Jangan ragu, jangan pernah putus asa demi kerahiman Allah. Berharaplah dan yakinlah dalam pengakuan dosa.” – St. Isidore of Seville
“Hanya percaya bahwa Allah itu ada, tidak akan saya sebut sebagai komitmen. Bahkan iblis pun percaya bahwa Allah itu ada! Percaya [kepada Allah] berarti [kita] harus mengubah cara hidup kita” – Mother Angelica
“Dari Maria kita belajar untuk menyerahkan segala hal kepada kehendak Allah. Dari Maria kita belajar untuk percaya ketika semua harapan sirna. Dari Maria kita belajar untuk mempercayai Putra-Nya dan Kristus Putra Allah” – Beato Yohanes Paulus II
“Allah memberikan diri-Nya kepadamu; berikanlah dirimu kepada Allah – Blessed Robert Southwell”
“Melalui jalan cinta, yang adalah kasih, agar Allah mendekat kepada manusia, dan manusia kepada Allah. Tapi ketika kasih tidak ditemukan, Allah tidak berdiam disana. Maka, ketika kita memiliki kasih, kita memiliki Allah, karena “Allah adalah kasih” (1 Yoh 4:8)” – St. Albertus Agung
——————————————
“Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Yesus Kristus
“Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” – Yesus Kristus
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” – Yesus Kristus
“…haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” – Yesus Kristus
“…janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.” – Yesus Kristus
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” – Yesus Kristus
“Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” – Yesus Kristus
——————————————
“Yesus yang manis, terimalah jiwaku” – Thomas Thwing, Martir dari Inggris, perkataan terakhirnya sebelum dihukum mati.
“Semoga Allah tidak meninggalkan saya!” – Blaise Pascal, ilmuwan, apologist, meninggal secara Katolik setelah mendapatkan Sakramen Perminyakan.
“Lakukan apa yang kamu mau; karena kami adalah orang Kristen, dan kami tidak berkorban kepada berhala” – St. Justin Martir, pembicaraan dengan Rusticus, setelah ia mengancam mereka dengan “siksaan tanpa ampun”, kecuali mereka mengorbankan sesuatu kepada “dewa-dewa” Romawi.
“Di dalam dan segala hal, saya memutuskan untuk mengikuti Santo Thomas, seperti ia mengikuti Bapa” - Domingo Banez, teolog dari Dominikan, dikenal sebagai “cahaya yang paling terang ” dari Spanyol; didalam pernyataan kesetiaannya kepada ajaran dari “cahaya terang” Gereja.
“Tradisi Para Rasul telah dinyatakan dengan jelas di seluruh dunia, dan dapat ditemukan di setiap Gereja oleh mereka yang ingin mengenal kebenaran.” – Irenaeus, tulisan pada tahun 189, tentang kesatuan Gereja berdasarkan pada Tradisi Apostolik dimanapun hal ini di ajarkan.
“Bapa Suci, sekarang saya percaya” – Uskup Edward Fitzgerald dari Little Rock, Arkansas, satu dari dua Uskup dari Konsili Vatikan I yang  berlawanan dengan definisi infalibilitas kepausan pada voting terakhir; dikenal secara publik penerimaannya terhadap kebenaran dari definisi infalibilitas kepausan.
“Karena pengudusan manusia berada di kekuasaan Allah yang menguduskan, bukanlah dalam wewenang manusia untuk memilih bagaimana ia akan dikuduskan, tapi hal ini harus ditetapkan oleh institusi Ilahi” - St. Thomas Aquinas, Summa Teologia, kutipan dari artikel tentang Sakramen
——————————————
Kutipan Katolik Tentang Pengajaran Ekaristi (Edisi Minggu Prapaskah 4)
St. Ignatius dari Anthiokia
“Perhatikanlah pada mereka yang mempunyai pandangan beragam tentang rahmat Tuhan yang datang pada kita, dan lihatlah betapa bertentangannya pandangan mereka dengan pandangan Tuhan …. Mereka pantang menghadiri perjamuan Ekaristi dan tidak berdoa, sebab mereka tidak mengakui bahwa Ekaristi adalah Tubuh dari Juru Selamat kita Yesus Kristus, Tubuh yang telah menderita demi dosa-dosa kita, dan yang telah dibangkitkan oleh Allah Bapa…”[2]c. Dalam suratnya kepada jemaat di Filadelfia, ia mengatakan pentingnya merayakan Ekaristi dalam kesatuan dengan Uskup, “Karena itu, berhati-hatilah… untuk merayakan satu Ekaristi. Sebab hanya ada satu Tubuh Kristus, dan satu cawan darah-Nya yang membuat kita satu, satu altar, seperti halnya satu Uskup bersama dengan para presbiter [imam] dan diakon.”
St. Yustinus Martir
 “Kami menyebut makanan ini Ekaristi, dan tak satu orangpun diperbolehkan untuk mengambil bagian di dalamnya kecuali jika ia percaya kepada pengajaran kami… Sebab kami menerima ini tidak sebagai roti biasa atau minuman biasa; tetapi karena oleh kuasa Sabda Allah, Yesus Kristus Penyelamat kita telah menjelma menjadi menjadi manusia yang terdiri atas daging dan darah demi keselamatan kita, maka, kami diajar bahwa makanan itu yang telah diubah menjadiEkaristi oleh doa Ekaristi yang ditentukan oleh-Nya, adalah Tubuh dan Darah dari Kristus yang menjelma dan dengan perubahan yang terjadi tersebut, maka tubuh dan darah kami dikuatkan.”
St. Ireneus
“Dia [Yesus] menyatakan bahwa piala itu, … adalah Darah-Nya yang darinya Ia menyebabkan darah kita mengalir; dan roti itu…, Ia tentukan sebagai Tubuh-Nya sendiri, yang darinya Ia menguatkan tubuh kita.”
St. Cyril dari Yerusalem
“Karena itu, jangan menganggap roti dan anggur hanya dari penampilan luarnya saja, sebab roti dan anggur itu, sesuai dengan yang dikatakan oleh Tuhan kita, adalah Tubuh dan Darah Kristus. Meskipun panca indera kita mengatakan hal yang berbeda; biarlah imanmu meneguhkan engkau. Jangan menilai hal ini dari perasaan, tetapi dengan keyakinan iman, jangan ragu bahwa engkau telah dianggap layak untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus.”
St. Agustinus
“Roti yang ada di altar yang dikonsekrasikan oleh Sabda Tuhan, adalah Tubuh Kristus. Dan cawan itu, atau tepatnya isi dari cawan itu, yang dikonsekrasikan dengan Sabda Tuhan, adalah Darah Kristus….Roti itu satu; kita walaupun banyak, tetapi satu Tubuh. Maka dari itu, engkau diajarkan untuk menghargai kesatuan. Bukankah roti dibuat tidak dari saru butir gandum, melainkan banyak butir? Namun demikian, sebelum menjadi roti butir-butir ini saling terpisah, tetapi setelah kemudian menjadi satu dalam air setelah digiling…[dan menjadi roti]”
St. Ambrosius dari Milan, The Mysteries 9:50, 58 [A.D. 390].
Barangkali kamu mungkin berkata, ‘ aku melihat sesuatu yang lain; bagaimana mungkin kamu meyakinkan aku bahwa aku sedang menerima Tubuh Kristus?’ [Itu] tetapi tinggal untuk [kita/kami] untuk membuktikan itu. Dan berapa banyak contoh yang kita gunakan !… Kristus berada di dalam sakramen itu, sebab [itu] adalah Tubuh Kristus“
Origen, Homilies on Numbers 7:2 [A.D. 248] :
Dahulu ada pembaptisan di dalam suatu jalan yang mengaburkan… sekarang, bagaimanapun, dalam pandangan penuh , ada regenerasi di dalam air dan di dalam Roh Kudus . Dahulu, di dalam suatu jalan yang mengaburkan, ada manna(roti dari surga) untuk makanan; sekarang, bagaimanapun, dalam pandangan penuh , sungguh ada makanan, daging Sabda Tuhan, ketika Dia sendiri berkata : ‘ Daging ku adalah benar-benar makanan , dan darah ku adalah benar-benar minuman’ [ Yohanes 6:55]“
——————————————
 ”Penderitaan tanpa cinta adalah penderitaan atau neraka. Penderitaan dengan cinta adalah pengorbanan. Cinta tidak memiliki kekuatan untuk membunuh penderitaan atau memusnahkannya, tapi cinta memiliki kekuatan untuk mengurangi penderitaan”—Fulton Sheen, dari buku “Life is Worth Living”
“Allah tidak memanggilku untuk menjadi sukses, melainkan Ia memanggilku untuk menjadi taat” – Beata Teresa dari Calcuta
“Kenyataannya, hanya ada satu Misa, satu Liturgi Ekaristi yang abadi, dan ini terjadi di surga selamanya… Kita tidak sekedar menghadiri Misa, kita bergabung dengan semua penghuni surga dan bumi dalam merayakan Liturgi yang abadi” – Vinny Flyn, dari Buku “7 Secrets of Eucharist”
“Manusia macam apa yg tidak akan menangis melihat Ibu Kristus dlm penderitaan sekejam itu? Putranya terluka…dan kita, pengecut, menjauh, menolak kehendak Allah. Ibuku dan Bundaku, ajarilah aku utk menjawab ‘ya’, spt engkau, yg akan membuat aku menyatukan diriku dg Yesus yg berkata kpd Bapa-Nya: non mea voluntas..(luk 22:24): bukan kehendak-Ku namun kehendak-Mu yg terjadi.” – St Josemaria Escriva; Jalan Salib; hal 33
“Bahkan sekarang ini Allah meminta kita untuk menjadi “penjaga” bagi saudara dan saudari kita (Kej 4:9) untuk membuat sebuah hubungan yang berdasarkan [sikap] saling memperhatikan satu sama lain” – Paus Benediktus XVI
“Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.” – St. Paulus (Roma 2:4-5)
“Selanjutnya ketika temanmu bertanya “Dimanakah Allah?”, demi rasa cinta terhadap semua hal yang kudus, jangan menjelaskan kepadanya bahwa Allah berada di dalam hatimu, atau bahwa Allah berada di luar, di hari yang cerah. Ajaklah temanmu dalam adorasi, suruhlah ia duduk, dan tunjukklah kepada Ekaristi dan katakan “Itulah Ia”” – Marc Banres, Blogger Katolik di Amerika
——————————————
“Allah telah mendirikan Gereja seperti pelabuhan di tepi laut, agar kamu dapat berlindung dari pusaran kekhawatiran dan menemukan kedamaian dan ketenangan” – St. Yohanes Krisostomus
 ”Tuhan kita memiliki kekuatan untuk meletakkan kehidupan-Nya dan mengangkat-Nya kembali. Tapi kita tidak bisa memilih berapa lama kita akan hidup, dan kematian datang pada kita bahkan ketika hal tersebut bertentangan dengan kehendak kita. Kristus, dengan wafat-Nya, telah mengatasi kematian. Kebebasan kita dari kematian berasal dari kematian Kristus. Untuk menyelamatkan kita Kristus tidak memerlukan kita. Namun tanpa Kristus, kita tidak bisa melakukan apapun. Ia memberikan diri-Nya bagi kita seperti pokok anggur dan rantingnya; kita tidak bisa hidup bila terpisah dari Kristus” – St. Agustinus
“Bila kita terpisah dari salib, kita tidak memiliki anak tangga lain yang dapat membawa kita menuju surga” – St. Rose of Lima
“Banyak orang berkata “Aku telah melakukan banyak perbuatan jahat. Tuhan tidak bisa mengampuniku”. Ini merupakan penghujatan terbuka yang membatasi kerahiman Allah. Tapi kerahiman Allah tidak memiliki batas, kerahiman Allah tiada batas. Tidak ada apapun yang menghina Tuhan kita yang terkasih selain keraguan terhadap kerahiman-Nya” – St. Yohanes Vianney
“Orang muda menginginkan hal-hal besar…Kristus tidak menjanjikan kehidupan yang mudah. Mereka yang menginginkan kenyamanan telah masuk ke jalan yang salah. Tapi kristus menunjukkan kita jalan menuju hal-hal besar, kebaikan, terhadap kehidupan manusia yang autentik” – Paus Benediktus XVI
“Mencintai Kristus sama saja dengan mencintai Gereja” – Brother Roger Schutz
“Apa yang tidak terletak pada rencanaku terletak dalam rencana Allah. Dan semakin sering hal seperti ini terjadi kepadaku, semakin hiduplah keyakinan imanku bahwa – dari perspektif Allah – tidak ada yang terjadi secara kebetulan” – St. Edith Stein
——————————————
Mari kita kembali kepada kutipan Injil hari ini dan bertanya kepada diri kita : Apakah yang sungguh terjadi dalam hati mereka yang mengelu-elukan Kristus sebagai Raja Israel? Jelas bahwa mereka memiliki gagasan tentang Mesias, sebuah gagasan tentang bagaimana Raja yang telah dinanti sejak lama dan yang dijanjikan oleh para nabi harus bertindak. Bukan karena kebetulan, beberapa hari kemudian, bukannya mengelu-elukan Yesus, kerumunan orang Yerusalem berteriak kepada Pilatus :”Salibkan Dia!”, sementara para murid, yang berkumpul bersama dengan yang lain yang telah melihat dan mendengarkan Ia, akan dikejutkan dan terpisah. Faktanya, mayoritas orang kecewa dengan cara Yesus menghadirkan diri-Nya sebagai Mesias dan Raja Israel. Inilah inti pesta hari ini, bagi kita juga. Siapakah Yesus dari Nazareth bagi diri kita? Gagasan apa yang kita miliki tentang Mesias, gagasan apa yang kita miliki tentang Allah? Ini adalah pertanyaan penting, pertanyaan yang tidak bisa kita hindari, bukan karena pada hari ini kita dipanggil untuk mengikuti Raja kita yang memilih Salib sebagai tahta-Nya. Kita dipanggil untuk mengikuti Mesias yang menjanjikan kita kebahagiaan surga, kebahagiaan ilahi, bukan kebahagiaan duniawi. Jadi kita harus bertanya pada diri kita :Apa pengharapan kita yang sebenarnya? Apa keinginan terdalam pada diri kita, yang karenanya kita datang disini untuk merayakan Minggu Palma dan memulai perayaan Pekan Suci?  - Paus Benediktus XVI
——————————————
“Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk 23:34)
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.” (Luk 23:43)
“Ibu, inilah, anakmu!” dan “Inilah ibumu!” (Yoh 19:26-27)
“Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Mrk 15:34)
“Aku haus!” (Yoh 19:28)
 “Sudah selesai” (Yoh 19:30)
“Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.” (Luk 23:46)
——————————————
“Rasa bersalah tidak boleh dibusukkan dalam keheningan jiwa,  meracuni jiwa dari dalam. Rasa bersalah perlu diakukan. Melalui pengakuan dosa kita membawanya kedalam terang, kita menempatkannya dalam cinta Kristus yang memurnikan. Dalam pengakuan, Tuhan membasuh kaki kita yang kotor lagi dan lagi dan mempersiapkan kita untuk berada di meja perjamuan dengan-Nya”—Paus Benediktus XVI
“Sebuah buku seperti surat dari seorang pengarang kepada banyak pembaca. Pembaca tersebut berbeda dalam jenis kelamin, usia, ras, kepercayaam, edukasi, dan ketertarikan. Tapi pembaca tersebut tidak berbeda dalam satu hal : kemanusiaan. Kodrat manusia itu sama pada pria dan wanita, pada orang dewasa dan anak-anak, pada ras yang berbeda, pada budaya yang berbeda. Jadi saya menulis ini kepada kalian semua sebagai sesama manusia satu dengan yang lain”—Peter Kreeft
“Sekarang bila kita tidak memiliki damai, ini karena kita lupa bahwa kita saling memiliki satu sama lain – pria itu, wanita itu, anak itu adalah saudara atau saudariku”—Blessed Teresa of Calcutta
“Pertanyaan tentang kebenaran dan apa itu kebaikan tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain. Bila kita tidak lagi mengenali apa yang benar tidak tidak lagi bisa membedakannya dari apa yang salah, dan menjadi tidak mungkin bagi kita untuk mengenali apa yang baik; perbedaan antara kebaikan dan kejahatan kehilangan dasarnya” —Joseph Ratzinger (Pope Benedict XVI)
“Sesal terhadap dosa adalah tujuan untuk mengabaikan ego. Ini sulit dilakukan. Terkadang hal tersebut seperti  dikuliti hidup-hidup, mengpuas dosa dan membuangnya, mengambil tujuan perbaikan diri yang teguh…Saya percaya bahwa sebagian besar orang menyesal terhadap dosa mereka bukan karena mereka sangat takut kehilangan surga dan takut akan neraka, melainkan karena mereka telah melukai Tuhan kita. Kendati demkian, Saliblah yang menunjukkan dimensi dosa. Tak ada seorangpun yang melihat dosa dengan seksama dalam ketelanjangannya sampai ia memahami tentang penebusan”-  Archbishop Fulton Sheen
“Allah telah menciptakanku untuk melakukan suatu pelayanan yang pasti bagi-Nya; Ia telah mempercayakan suatu pekerjaan kepadaku yang tidak ia percayakan kepada yang lain. Aku memiliki misiku sendiri – Aku mungkin tidak pernah mengetahuinya dalam hidup ini, tapi akan akan diberitahu tentang itu selanjutnya…Aku memiliki bagian dalam karya agung; Aku adalah mara rantai dalam rantai, sebuah ikatan hubungan diantara pribadi-pribadi” –  Blessed John Henry Newman
“Lebih mudah menginginkan sesuatu dari Tuhan dan bukan menginginkan Tuhan sendiri; seolah-olah Karunia atau hadiah lebih disukai daripada Sang Pemberi” – St. Agustinus
——————————————
“Satu-satunya cara anda bisa mengetahui identitas anda yang sebenarnya adalah dengan berdiam diri cukup lama agar Allah bisa memberitahukannya kepadamu.” – Romo Larry Richards
“Tanpa Paskah, Jumat Agung tidak memiliki makna. Tanpa Paskah, tidak ada harapan agar penderitaan dan keadaan terabaikan dapat ditoleransi. Tapi dengan Paskah, Sebuah Jalan menjadi tampak bagi penderitaan manusia, masa depan yang absolut : lebih dari sekedar harapan, melainkan sebuah pengharapan ilahi”—Hans Urs von Balthasar
“Mari kita menjadikan rosario sebagai kehidupan kita, menempatkan setiap insiden [yang kita alami] di dalamnya, dan mempersembahkan kekhawatiran sehari-hari kita dengan Salam Maria” —Adrienne von Speyr
“Engkau adalah anak rahmat. Bila Allah memberimu rahmat, itu karena Ia memberikan-Nya dengan bebas, maka kamu harus mencintai dengan bebas. Jangan mencintai Allah demi mendapatkan hadiah; biarkan Allah menjadi hadiahmu” - St. Agustinus
“Allah mencintai kita lebih dari kita mencintai diri kita sendiri” – St. Teresa Avilla
“Kekuatan manusia yang paling mulia adalah akal budi. Tujuan tertinggi akal budi adalah pengetahuan akan Allah” - St. Albert the Great
“Cinta sejati itu menyakitkan. Ia selalu menyakitkan. Ia harus menyakitkan untuk mencintai seseorang; menyakitkan untuk meninggalkannya, engkau mau mati baginya. Ketika orang-orang menikah, mereka harus menyerahkan segala sesuatunya untuk saling mencintai. Seorang ibu banyak menderita karena memberi kehidupan bagi anaknya. Kata “cinta” disalahpahami dan disalahgunakan sedemikian seringnya” – Mother Teresa Calcuta
——————————————
“Ketika anda menerima kehendak Allah dalam setiap aspek kehidupan anda, anda akan menemukan bahwa Allah memberikanmu kekuatan, keberanian, dan martabat yang bergema sampai ke surga. Hal ini bergema sampai ke surga karena mereka tidak berada jauh darinya. Surga segera berada di dalam hati anda” – Mother Angelica
“Bagaimana mungkin seseorang bisa berkata bahwa Ia percaya dalam Kristus bila ia tidak melakukan apa yang Kristus perintahkan kepadanya untuk dilakukan” – St.  Siprianus dari Kartaghe
“Sungguh kita sedang melalui masa-masa yang rawan bencana, ketika kita menjadikan ratapan para nabi milik kita :”Tidak ada kebenaran, dan tidak ada kerahiman, dan tidak ada pengetahuan akan Allah di tanah ini”(Hosea 4:1). Namun di tengah-tengah arus kejahatan ini, Sang Perawan yang Maha Rahim muncul dihadapan kita seperti pelangi, sebagai penengah antara Allah dan manusia ” – Paus St. Pius X
“Memilih karir dengan kepedulian adalah hal yang penting, sehingga anda bisa sungguh mengikuti panggilan yang Kristus tetapkan bagi anda. Tidak ada hari yang berlalu tanpa suatu doa untuk tujuan ini. Ulangilah perkataan St. Paulus dengan sering : “Tuhan, apa yang Kau ingin untuk aku lakukan?”” – St. Yohanes Bosco
“Tuhan mengukur kesempurnaan kita bukan oleh banyaknya ataupun besarnya perbuatan kita, tapi melalui cara dimana kita melakukan perbuatan tersebut” – St. Yohanes dari Salib
“Penyangkalan terhadap rasa bersalah yang sifatnya personal membuat manusia siap untuk menyerahkan kebebasannya. Lebih baik baginya untuk menyadari kecenderungan jahat yang harus dilawan dan dikalahkan agar dirinya yang lebih tinggi dapat muncul” – Uskup Agung Fulton Sheen
“Orang-orang sering datang ke Misa karena mereka memiliki kebutuhan untuk dihadirkan dihadapan Allah. Ini tidak salah. Tapi prioritasnya adalah adorasi, pujian, syukur, dan penebusan, bukan diri kita dan apa yang kita butuhkan. Bahkan lebih salah lagi bila orang-orang datang Misa untuk menikmati musik, mengagumi pengkhotbah, untuk menunjukkan talentanya, atau untuk berhadapan dalam kekaguman dan afirmasi timbal balik antara imam dan umat. Bila kita mengijinkan Ekaristi Kudus memberikan kekuatan agungnya dalam panggilan dan misi Kristen ktia, kita harus belajar untuk melihatnya,pertama dan terutama sebagai tindakan penyembahan yang diarahkan kepada Allah ” – Francis Cardinal Arinze
——————————————
“Kemuliaan Maria terletak di dalam fakta bahwa Ia ingin memuliakan Allah, bukan dirinya” – Paus Benediktus XVI
“Maria akan membantu kita bila kita memanggil dia. Tidak ada jiwa yang tidak bahagia ataupun pendosa di dunia yang memanggil Maria, ditinggalkan tanpa kerahiman.”—Fulton J. Sheen
“Biarlah mereka yang berpikir bahwa Gereja memberikan perhatian yang terlalu besar kepada Maria, memperhatikan bahwa Tuhan kita memberikan sepuluh kali dari kehidupan-Nya kepada Maria seperti Ia memberikannya kepada Para Rasul” – Fulton J. Sheen
“Perawan yang mulia, engkau sungguh lebih besar daripada kebesaran apapun…Jika aku berkata bahwa malaikat dan malaikat agung adalah besar – tapi engkau lebih besar dari mereka, karena mereka melayani Ia yang berdiam di rahimmu dengan gemetar, dan mereka tidak berani berbicara dalam kehadiran-Nya, sementara engkau berbicara dengan bebas kepada-Nya.”—St. Athanasius of Alexandria
“Aku juga memiliki kenangan akan devosi bulan Mei yang biasanya dilaksanakan setiap hari selama bulan Maria. Kami selalu suka pergi ke sana karena gereja didekorasi dengan hiasan pesta, dengan banyak bunga yang menambah keindahan sanctuary, tidak hanya secara visual tapi juga dengan keharuman yang indah. Kemudian koor gereja yang terdiri dari sekelompok anak-anak yang bernyayi. Pada umumnya, Bunda Allah selalu bersama kita didalam rumah kita. Di dapur rumah kita misalnya, gambar Kristus tergantung disebelah kiri salib, dan di sisi sebelah kanan, gambar Maria. Rosario juga, seperti yang telah kusebutkan, didoakan hampir setiap hari di rumah kami. Hanya dalam bulan Rosario Suci, kami pergi ke gereja untuk berdoa Rosario”—Msgr. Georg Ratzinger, kakak Paus Benediktus XVI
“Perawan Maria yang terberkati adalah tokoh sentral dalam rencana keselamatan Allah. Ia memainkan peran yang besar, kedua setelah putra-Nya, dalam karya penebusan dunia. Peran ini melibatkan ia dalam konflik berkelanjutan dengan Setan. Di Fatima, Bunda kita memastikan bahwa kemenangan akhir menjadi miliknya : “Pada akhirnya Hati yang tak bernoda akan menang!”— Fr. Andrew Apostoli, C.F.R.
“Aku ini hamba Tuhan. Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu” – Bunda Maria
——————————————
Source : luxveritatis7.wordpress.com

No comments:

Post a Comment

Tags