Banyak orang Katolik merasa tak pandai merangkai kata bikin doa yang bagus (dan juga benar secara teologis!). Saya termasuk salah satunya. Itu sebabnya saya lebih suka pakai rumusan doa resmi atau rumusan doa tradisional yang sudah puluhan, bahkan ratusan tahun dipakai Gereja Katolik universal.
Berikut ini adalah doa makan tradisional, yang dipakai Gereja Katolik dari ujung utara Amerika sampai ujung selatan Afrika; dari Istana Kepausan di Vatikan sampai ke biara-biara kuno di Eropa dan rumah-rumah umat awam. Doa-doa ini saya kutip dan terjemahkan dari buku Preces Selectae (Doa-Doa Terpilih) terbitan Vatikan. Aslinya dalam Bahasa Latin saya sertakan juga di bawah, buat yang mau belajar. Versi Bahasa Inggrisnya banyak kok bertebaran di internet, kalau mau boleh coba di-Google. Oh ya, kata-kata yang bercetak miring adalah aklamasi atau jawaban umat, bila ada; kata-kata yang tidak bercetak miring cukup diucapkan oleh pemimpin doa saja.
SEBELUM MAKAN
Berkatilah, Ya Tuhan, kami dan pemberian-pemberian-Mu ini,
yang akan kami sambut dari kelimpahan-Mu.
Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. (Amin.)
Sebelum makan siang:
Semoga Raja kemuliaan kekal menjadikan kita peserta perjamuan surgawi. (Amin.)
Sebelum makan malam:
Semoga Raja kemuliaan kekal membimbing kita ke perjamuan hidup abadi. (Amin.)
ANTE MENSAM (=SEBELUM MAKAN)
Bénedic, Dómine, nos, et haec tua dona,
quae de tua largitáte sumus sumptúri.
Per Christum Dóminum nostrum. (Amen.)
Ante prandium:
Mensae caeléstis partÃcipes fáciat nos Rex aetérnae glóriae. (Amen.)
Ante cenam:
Ad cenam vitae aetérnae perdúcat nos Rex aetérnae glóriae. (Amen.)
SESUDAH MAKAN
Kami mengucap syukur kepada-Mu, Allah Yang Mahakuasa,
atas segala anugerah-Mu:
Engkau yang hidup dan meraja sepanjang segala abad. (Amin.)
Semoga Allah memberi kita damai-Nya.
Dan hidup kekal. (Amin.)
POST MENSAM (=SESUDAH MAKAN)
Agimus tibi grátias, OmnÃpotens Deus,
pro univérsis benefÃciis tuis:
Qui vivis et regnas in sáecula saeculórum. (Amen.)
Deus det nobis suam pacem.
Et vitam aetérnam. (Amen.)
Bagus ya? Singkat dan mantap. Lagipula, siapa bilang doa makan harus panjang? Source : http://tradisikatolik.blogspot.com
Post a Comment