Sahabat-sahabat FB-ku yang terkasih,
Tgl 8 – 18 April yll kami, para Suster SCMM, mengadakan Hari Provinsi dan Retret bersama di Sangkal Putung–Klaten–Jateng. Tiga Suster yang bertugas di Pulau Palu'e, Kabupaten Sikka, Keuskupan Maumere, Flores–NTT, sempat sharing tentang pengalaman mereka yg sangat memprihatinkan oleh letusan gunung Rokatenda yang terus-menerus berkepanjangan tak tahu kapan berhentinya. Berurai air mata kesedihan, kecemasan, dan keprihatinan, ketiga Suster terbaik SCMM yang diutus untuk bertugas disana, yakni: Sr Hubertine Nino (putri Flores), Sr Adelina Bali (putri Nias), dan Sr Yose Bombo (putri Sumba), mengisahkan kondisi-kondisi mengenaskan yang mereka lihat dan alami disana.
Keadaan di Palu'e sungguh-sungguh harus mendapat perhatian serius, bukan hanya dari pihak Gereja/Keuskupan, tetapi terutama dari Pemerintah. Sebab, katanya, pulau Palu'e ini, yang sebenarnya adalah sebuah gunung berapi, akan meletus seluruhnya dan tenggelam. Beberapa pihak ahli, antara lain dari Perancis, sudah memastikan hal itu. Menurut cerita ke- 3 Suster SCMM yang bertugas disana, Pulau ini masih dihuni oleh sekitar 9 ribu jiwa lagi; sekitar 2–3 ribu sudah pergi mengungsi.
Jika penelitian ilmiah para ahli itu benar, maka mestinya Pemerintah Daerah melakukan tindakan serius untuk menyelamatkan penduduk yg masih ada disana. Misalnya dengan memulai proses pemindahan atau evakuasi. Seandainya Pemda mengalami kesulitan, mungkin bisa kerjasama dengan meminta bantuan dari Bapak Dahlan Iskan, seorang tokoh yang cerdas, pro rakyat dan cepat bertindak dalam menyelesaikan masalah?! (Lihatlah kerjasama & bantuan yg diberikan Bpk DI utk daerah Ngada di: http://www.facebook.com/photo.php?fbid=10151417566454403&set=a.10150340010994403.358284.322164189402&type=1&theater).
Beberapa waktu yll, ada umat Katolik di Jakarta yang menanyakan kemana/pada siapa bisa salurkan bantuan untuk Palu’e. Namun, tanpa mengecilkan makna dan ketulusan bantuan yg dikirimkan kesana, bantuan-bantuan solidaritas-karitatif umat kayak gituan, kiranya kurang bisa menolong dalam arti yg sesungguh-sungguhnya, untuk menanggulangi ancaman bahaya besar yang ada. Diperlukan suatu tindakan lebih besar & menyeluruh untuk menolong & menyelamatkan masyarakat Palu’e.
Selesai sharing dari Sr Hubertine, Sr Adelina, dan Sr Yose, terjadi “pro-kontra” pendapat di antara kami 72 orang Suster SCMM yang berkumpul saat itu: yang “kontra” menyerukan agar ketiga Suster segera ditarik dari tugasnya karena kita tak mau dan tak rela kehilangan ketiga saudari ini apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan; sedangkan yang “pro” berpendapat bahwa justeru dalam keprihatinan itulah kehadiran kita sangat dibutuhkan. Namun ketiga Suster berkata dengan tegas: “Kami akan kembali kesana!” Inilah jawaban dari 3 KARTINI SCMM!
“Sebenarnya kami tak berdaya berhadapan dengan kedahsyatan murka alam. Namun setidaknya kehadiran kami kiranya dapat sedikit memberi penghiburan, peneguhan serta penguatan bagi umat disana.” Inilah kehadiran yang berbela rasa dan berbela derita bersama rakyat yang dilanda kemelut. “Kita, Suster-suster SCMM, adalah ‘wanita-wanita pemberani’, seperti termuat dalam Doa Kongregasi. Kita janganlah jadi pengecut yang lari terbirit-birit mencari keselamatan diri sendiri dengan meninggalkan teman atau kelompok yang sedang dalam situasi sulit!”
Selesai pertemuan dan retret, Sr Hubertine, Sr Adelina dan Sr Yose telah kembali ke Flores. Kita semua sadar bahwa situasi yang dihadapi sama sekali tidak mudah. Saya sendiri gak tahu lagi mesti menghubungi kemana agar keprihatinan besar ini bisa tertolong. Saya berpendapat bahwa bagaimanapun ini merupakan kewajiban dan tanggungjawab Pemerintah untuk turun tangan. Namun kemana & bagaimana seruan-seruan keprihatinan ini kiranya dapat disampaikan?
Adakah sahabat yang dapat memberikan saran dan sumbangsih pemikirannya?
Teriring salam kasih & doaku,
disertai keprihatinan mendalam akan situasi penduduk Pulau Palu'e:
Sr. Petronella Lie, SCMM
Source : FB Pt Asuhan Bunda Nirmala
Sikap ketiga suster benar!
ReplyDeleteMenjadi murid Kristus berarti siap di utus ke tengah serigala termasuk medan yang sulit dan berbahaya. Apa gunanya banyak anggota tetapi hanya terdiri dari kumpulan para pengecut yang ciut hatinya ketika ada bencana dan lari meninggalkan 'domba2' yang sedang dilanda ketakutan, kemiskinan, kelaparan, sakit, dan terancam keselamatannya?
Pro ficiat! Salib pengorbanan Kristus jangan ditinggalkan.
Salam.
Post a Comment