Suster Chatarina Rosalina MC
Sejak tahun 2000, ia dipilih sebagai ekonom di kongregasinya. Ia adalah orang pertama dari kawasan Asia yang berhasil menduduki posisi ini.
Dialah Suster Chatarina Rosalina MC. Penampilannya sangat tenang. Ia mengerjakan segala tugas, tanpa banyak cakap. Sejak delapan tahun lalu, Suster Rina –panggilannya-mendapat mandat mengatur seluruh keuangan Kongregasi Misionaris Claris dari Sakramen Mahakudus (MC).
Sistem keuangan dari kongregasi ini bersifat sentralis. Suster Rina harus pandai-pandai mengatur dan bertanggung jawab dalam perputaran keuangan kongregasi. Ia menerima laporan serta mengupayakan pengaturan keuangan yang adil, baik bagi regio yang berkelimpahan maupun yang pas-pasan dalam urusan keuangan. Untuk itu, kepekaannya harus selalu diasah. Kepekaan melihat kebutuhan setiap regio, terutama regio yang miskin seperti India. “Saya harus pandai-pandai menjaga keseimbangan keuangan antarregio,” ujar perempuan kelahiran Bandung, 26 Desember 1960. Selain keterampilan dan kepekaan dalam mengelola keuangan, sistem sentralisasi juga membutuhkan kebijaksanaan dalam mengambil setiap keputusan.
Mengejutkan
Suster Rina lahir sebagai anak keenam dari tujuh bersaudara. Ayahnya Roesniawan (Alm) adalah seorang wiraswasta. Sementara Ana, ibunya, seorang ibu rumah tangga biasa. Sejak kecil, Suster Rina senang bergiat di Gereja Katolik. Ia aktif di kelompok Anak-anak Yesus, Legio Maria serta paduan suara Gita Remaja di Paroki St Perawan Maria Sapta Kedukaan Bandung, Jawa Barat.
“Saat masih kecil, saya senang sekali melihat suster-suster yang mengenakan jubah,” ceritanya. Namun, saat itu, dalam benaknya belum terbayang sama sekali kelak dirinya juga akan mengikuti jejak panggilan sebagai seorang biarawati. Keinginan hidup membiara, baru terbit ketika Suster Rina menginjak usia remaja. Cita-cita itu pun semakin menguat dalam hatinya. Saat itu, ia masih menyelesaikan studi di SMA St Aloysius Bandung. Masih jelas dalam ingatannya, saat pertama kali ia mengemukakan keinginannya itu. “Teman-teman saya terkejut!” ceritanya. Tidak hanya teman-temannya, keluarga besarnya pun terheran-heran pada jalan hidup yang hendak ditempuhnya. “Dalam keluarga besar kami, baik dari pihak nenek maupun kakek tidak ada yang menjadi rohaniwan atau rohaniwati. Karena itu, kami semua terkejut saat itu,” kenang Agatha Liliana, kakak kandung Suster Rina saat ditemui di sela-sela perayaan pesta perak hidup membiara Suster Rina di Roma, Italia, 22/5 lalu.
Cita-cita menjadi seorang suster terus bergejolak dalam hatinya. Sejak itu, dia terus mencari informasi tentang kehidupan membiara. “Secara kebetulan, saya melihat poster mengenai hari panggilan. Lalu, saya menulis surat ke Pastor Joseph Diaz Viera SVD. Dari beliaulah saya mendapat alamat Misionaris Claris,” kenangnya. Dia pun mulai menjalin hubungan dengan suster-suster Misionaris Claris, baik di Madiun maupun di Surabaya. Akhirnya, Maret 1981, dia resmi menjadi postulan Kongregasi Misionaris Claris di Madiun. Tahun 1986, Suster Rina mendapat tugas belajar di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Ia mengambil program Strata Satu jurusan akuntansi. Usai kuliah, Suster Rina dikaryakan di Rumah Sakit St Clara Madiun, Jawa Timur. Sejak itulah, dirinya bersentuhan dengan dunia administrasi dan keuangan.
Ekonom pertama
Rupanya Suster Rina memiliki bakat terpendam, yakni mengelola keuangan. Semua tugas yang berhubungan dengan uang diterima dan diselesaikannya dengan cepat. Bakat dan kemampuan yang menonjol di bidang keuangan, membuat Suster Rina diterbangkan ke Roma, Italia, tahun 1996. Ia diminta menimba pengalaman lebih luas.
Tak lama berselang, ia diangkat sebagai Bendahara Regional MC Spanyol. Ia pun harus tinggal di Pamplona, Spanyol. Meski dengan budaya dan bahasa berbeda, Suster Rina cepat menyesuaikan diri. Di Spanyol, Suster Rina diakui sebagai pribadi yang pandai mengatur waktu dan selalu bekerja efektif. Para suster pun terkagum-kagum melihat kecekatan dan kecepatannya dalam melakukan tugas, terutama pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan keuangan.
Sebagai bendahara regional yang bertanggung jawab atas wilayah Spanyol, Suster Rina menunjukkan kinerja yang memuaskan. Sebagai ganjaran atas kerja kerasnya itu, Suster Rina terpilih sebagai Ekonom Umum Kongregasi Misionaris Claris dalam Kapitel Jenderal, tahun 2000. “Menjadi ekonom umum yang bertanggung jawab atas seluruh keuangan kongregasi, sungguh merupakan suatu kehormatan sekaligus tantangan bagi saya,” ujar perempuan berkaca mata yang fasih berbahasa Spanyol, Italia, dan Inggris ini. Ia juga merasa terharu karena para suster memberi kepercayaan penuh pada dirinya untuk menjalankan tugas penting tersebut. Ia pun segera meninggalkan Pamplona dan menempati pos baru di Kota Abadi, Roma.
Tahun 2002, pimpinan umum Kongregasi Misionaris Claris Madre Teresa Botello Uribe meninggal dunia. Maka, setahun kemudian, diadakan Kapitel Jenderal, untuk memilih penggantinya. Madre Julia Meijueiro Morosini terpilih sebagai pimpinan umum baru. Pemimpin boleh berganti, namun Suster Rina terpilih kembali sebagai ekonom umum.
Kendati menduduki jabatan penting, Suster Rina tetap berpenampilan sederhana. Ia dapat bergaul dengan siapa saja, tanpa rasa canggung. Tak heran, ia memiliki banyak teman. Di luar tugas resminya sebagai ekonom, Suster Rina tak melupakan kegemarannya merangkai bunga, memasak, dan berenang. Tanpa diminta, ia sering membantu para suster merangkai bunga di kapel. Dalam soal memasak, ia juga piawai. Suster Rina dikenal pandai membuat makanan khas Italia lasagna dan lumpia.
Suster Rina tercatat sebagai ekonom umum pertama yang berasal dari kawasan Asia. Ia harus mengatur keuangan bagi anggota kongregasi yang berjumlah lebih dari 600 orang dan tersebar di 14 negara, seperti Spanyol, Meksiko, Jepang, Amerika Serikat, Nigeria, India, Korea, Rusia, dan Indonesia. Sebagai seorang ekonom, Suster Rina dikenal memiliki kemampuan membuat perhitungan keuangan secara tepat. Dalam soal pengeluaran dana, Suster Rina amat ketat dan sangat berhati-hati. Kendati demikian, ia tak segan-segan mengeluarkan dana dengan cepat, jika memang diperlukan. Selain itu, ia juga dikenal sebagai sosok yang disiplin dan tegas. Bila ada sesuatu yang tidak beres, Suster Rina tak sungkan menegur. “Selama ini, saya merasa puas dan berterima kasih, karena Suster Rina mampu menunaikan tugas dengan sangat baik,” ujar Madre Julia Meijueiro Morosini. Menurutnya, Suster Rina adalah sosok yang sabar dan bertanggung jawab pada tugas yang dipercayakan kepadanya. “Sebagai ekonom, selain setia dan jujur, Suster Rina selalu bertindak tepat waktu!” tambah Madre Julia.
Setelah menapaki 25 tahun hidup membiara, Suster Rina merasa bahagia. Kebahagiaannya menjadi sempurna karena dua kakaknya dari Bandung, Gerarda Rosana dan Agatha Liliana datang ke Roma, ikut merayakan hari istimewa tersebut. “Semoga apa yang sudah saya kerjakan ini menjadi berkat. Urusan keuangan dapat menjadi berkat, sejauh digunakan dengan tepat demi mewujudkan misi luhur tarekat,” tegasnya.
Biodata
Nama: Suster Chatarina Rosalina MC
Tempat Lahir: Bandung,
Tanggal Lahir: 26 Desember 1960 Anak keenam dari tujuh bersaudara.
Pendidikan: Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya jurusan Akutansi.
Karya :
• Rumah Sakit Santa Clara, Madiun (1990)
• Bendahara Regional Spanyol (1996)
• Ekonom Jenderal (2000-sekarang)Heri Kartono OSC
Source : hidupkatolik.com
bagi email susterla
ReplyDeletePost a Comment