Paus: Iman bukan hiasan tapi kekuatan jiwa

Paus: Iman bukan hiasan tapi kekuatan jiwa thumbnail

Paus Fransiskus  pada hari Minggu menegaskan kembali seruannya untuk perdamaian terkait krisis yang sedang berlangsung di Mesir dengan mengajak semua pihak terus berdoa bersama bagi perdamaian di Mesir.
Selain itu Bapa Suci juga mengenang orang-orang yang tewas dalam tabrakkan Kapal Feri  di Filipina pekan  ini dan berdoa untuk keluarga yang berduka.
Paus berbicara menyusul doa Angelus dari apartemen Kepausan di Lapangan Santo Petrus.
Selama doa Angelusnya, Paus Fransiskus mengambil bacaan Injil hari Minggu.
Dia menjelaskan bahwa perikop yang terdapat dalam Surat Ibrani: “”Marilah kita berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang terbentang di hadapan kita sambil menjaga mata kita tertuju pada Yesus”, adalah sebuah ungkapan yang harus kita tekankan terutama di Tahun Iman ini.
Paus mengatakan bahwa Yesus adalah kunci untuk hubungan yang penuh kasih dengan Allah. Dia adalah satu-satunya pengantara hubungan di antara kita dan Bapa kita di surga.
Bapa Suci kemudian mengalihkan perhatian ke perikop lain dalam liturgi hari Minggu, yang menurutnya perlu dijelaskan agar tidak menimbulkan kebingungan atau kesalahpahaman.
Paus Fransiskus  mengacu pada kata-kata yang Yesus berbicara kepada para murid-Nya “kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan” (Luk 12:51).
“Tapi, apa artinya ini?” tanya Paus.
Dia menjelaskan bahwa “itu berarti bahwa iman bukan merupakan hiasan, tidak ada untuk menghiasi hidup Anda dengan sedikit ‘beragama.” Tidak, iman, kata Paus Fransiskus, memilih Allah sebagai pusat kehidupan seseorang, seraya menambahkan bahwa Allah tidak kosong, ia tidak netral, Allah adalah kasih.
Yesus, lanjut Paus Fransiskus  tidak ingin memisahkan orang-orang satu sama lain, sebaliknya, Yesus adalah damai kita. Tapi, dia menetapkan kriteria: hidup untuk diri sendiri, atau hidup untuk Allah.
Jadi, kata Paus, “kata Injil tidak mengizinkan penggunaan kekuatan untuk menyebarkan iman. Ini ‘justru sebaliknya:  kekuatan sejati orang Kristen adalah kekuatan kebenaran dan kasih, yang mengarah ke penolakan dari kekerasan “Iman dan kekerasan tidak dapat didamaikan”.
Pada akhir pidatonya, Bapa Suci lagi menekankan bahwa iman bukan merupakan sebuah hiasan tetapi kekuatan jiwa.
Sumber: radiovaticana.va

Post a Comment

أحدث أقدم