"Racun yang paling mematikan zaman kita ini adalah sikap indiferent, tak mau tahu…."
14 Agustus, Pesta St. Maximilianus Maria Kolbe
OFM (1894-1941)
Pada waktu mudanya dia menderita tuberculosis;
kesehatannya lemah sepanjang hidupnya. Dia
masuk dalam Ordo Fransiskan Conventual pada
usia 16 tahun. Ditahbiskan menjadi imam pada
usia 24 tahun. Dia juga Doktor dalam bidang
Teologi; pandangannya perihal teologi tentang
Maria bergema sekarang melalui pengaruhnya
dalam Vatikan II. Dia mendirikan Milita
Immaculatae, dan menerbitkan majalah Ksatria
dari Bunda Immaculata dalam usahanya
memerangi sikap acuh tak acuh pada agama.
Selama Perang Dunia II dia dipenjarakan di
Auschwitz karena publikasi-publikasinya yang anti
Nazi. Dia melayani tawanan-tawanan lain,
termasuk merayakan Misa dan menerimakan
komuni dengan menggunakan hosti dan anggur
yang diselundupkan ke dalam tahanan. Dia
dibunuh menggantikan seorang pemuda yang
menikah, yang akan dihukum mati sebagai
imbalan hukuman atas larinya seorang tawanan.
“Kolbe adalah santo pelindung abad kita yang
penuh dengan kesulitan.” Kata Paus Yohanes
Paulus II.
Dia dilahirkan 7 Januari 1894 di Zdunska Wola,
Polandia.
Meninggal dunia: Agustus 1941 karena disuntik
dengan carbonic acid yang mematikan, setelah
masih tetap hidup kendati tidak diberi makan
berhari-hari di Auschwitz; jenazahnya dibakar
dalam oven.
Dibeatifikasi: 17 Oktober 1971 oleh Paus Paulus
VI.
Dikanonisasi: 1982 oleh Paus Yohanes Paulus II.
Pelindung: pecandu narkoba, keluarga, orang-
orang tawanan, jurnalis, tahanan politik, tawanan,
gerakan pro-life.
Tulisannya: Peraturan Hidup bagi Mereka yang
Menyucikan diri kepada Santa Perawan Maria Tak
Bernoda.
Bacaan: Beranikan dirimu, anakku, apakah engkau
tidak melihat bahwa kita sedang berangkat
menunaikan misi kita? Mereka membayar upah
kita secara murahan. Betapa sepenggal nasib
yang baik! Hal yang harus kita lakukan sekarang
ialah berdoa dengan baik, supaya dapat
memenangkan jiwa-jiwa sebanyak mungkin.
Karena itu, marilah kita beritahu Santa Perawan
Maria, bahwa kita sangat puas, dan bahwa dia
dapat berbuat pada kita apa pun yang dia
kehendaki. Dari St. Maximilianus Kolbe.
Racun yang paling mematikan zaman kita ini
adalah sikap indiferent, tak mau tahu…. Dan ini
terjadi, kendati pujian kepada Allah hendaknya
tak mengenal batas… Marilah kita berusaha,
karenanya, melambungkan puja puji kepada-Nya
sekuat tenaga kita. Dari St. Maximilianus Kolbe.
Bagi Yesus Kristus, saya siap menderita, bahkan
lebih dari itu. Dari St. Maximilianus Kolbe.
(Diterjemahkan oleh: Alfons S. Suhardi, OFM).
OFM (1894-1941)
Pada waktu mudanya dia menderita tuberculosis;
kesehatannya lemah sepanjang hidupnya. Dia
masuk dalam Ordo Fransiskan Conventual pada
usia 16 tahun. Ditahbiskan menjadi imam pada
usia 24 tahun. Dia juga Doktor dalam bidang
Teologi; pandangannya perihal teologi tentang
Maria bergema sekarang melalui pengaruhnya
dalam Vatikan II. Dia mendirikan Milita
Immaculatae, dan menerbitkan majalah Ksatria
dari Bunda Immaculata dalam usahanya
memerangi sikap acuh tak acuh pada agama.
Selama Perang Dunia II dia dipenjarakan di
Auschwitz karena publikasi-publikasinya yang anti
Nazi. Dia melayani tawanan-tawanan lain,
termasuk merayakan Misa dan menerimakan
komuni dengan menggunakan hosti dan anggur
yang diselundupkan ke dalam tahanan. Dia
dibunuh menggantikan seorang pemuda yang
menikah, yang akan dihukum mati sebagai
imbalan hukuman atas larinya seorang tawanan.
“Kolbe adalah santo pelindung abad kita yang
penuh dengan kesulitan.” Kata Paus Yohanes
Paulus II.
Dia dilahirkan 7 Januari 1894 di Zdunska Wola,
Polandia.
Meninggal dunia: Agustus 1941 karena disuntik
dengan carbonic acid yang mematikan, setelah
masih tetap hidup kendati tidak diberi makan
berhari-hari di Auschwitz; jenazahnya dibakar
dalam oven.
Dibeatifikasi: 17 Oktober 1971 oleh Paus Paulus
VI.
Dikanonisasi: 1982 oleh Paus Yohanes Paulus II.
Pelindung: pecandu narkoba, keluarga, orang-
orang tawanan, jurnalis, tahanan politik, tawanan,
gerakan pro-life.
Tulisannya: Peraturan Hidup bagi Mereka yang
Menyucikan diri kepada Santa Perawan Maria Tak
Bernoda.
Bacaan: Beranikan dirimu, anakku, apakah engkau
tidak melihat bahwa kita sedang berangkat
menunaikan misi kita? Mereka membayar upah
kita secara murahan. Betapa sepenggal nasib
yang baik! Hal yang harus kita lakukan sekarang
ialah berdoa dengan baik, supaya dapat
memenangkan jiwa-jiwa sebanyak mungkin.
Karena itu, marilah kita beritahu Santa Perawan
Maria, bahwa kita sangat puas, dan bahwa dia
dapat berbuat pada kita apa pun yang dia
kehendaki. Dari St. Maximilianus Kolbe.
Racun yang paling mematikan zaman kita ini
adalah sikap indiferent, tak mau tahu…. Dan ini
terjadi, kendati pujian kepada Allah hendaknya
tak mengenal batas… Marilah kita berusaha,
karenanya, melambungkan puja puji kepada-Nya
sekuat tenaga kita. Dari St. Maximilianus Kolbe.
Bagi Yesus Kristus, saya siap menderita, bahkan
lebih dari itu. Dari St. Maximilianus Kolbe.
(Diterjemahkan oleh: Alfons S. Suhardi, OFM).
Source : FB Veronica Partini Vicandayu Ofs
Post a Comment