DIMANAKAH KITA KETIKA PASANGAN MEMBUTUHKAN ?
Maka berkatalah istrinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah! (Ayub 2:9)
Tidak mudah menempatkan diri ketika pasangan kita sedang diuji. Terlebih jika ujian itu terasa begitu berat dan beruntun. Hal ini dialami isteri Ayub. Anak-anaknya meninggal dalam hitungan hari. Semua harta bendanya habis terbakar api. Kita maklum tak mudah bagi isteri Ayub untuk bersikap positif. Namun mencibir sikap suami juga bukan tindakan terpuji. Ayub sedang terpuruk; dia butuh dukungan, cinta dan kasih sayang sang isteri. Sayangnya, isteri Ayub justru menyuruh Ayub mengutuki Allah yang menurutnya sumber dari segala musibah yang menimpa keluarga mereka.
Ketika pasangan sedang terpuruk, banyak yang justru memberikan beban berlebihan dengan menyalahkan, menghakimi dan menuntut ini itu. Kita tuntut pasangan untuk menjadi seperti yang kita inginkan, bukan seperti apa yang Tuhan mau. Ketika Tuhan mengijinkan pasangan kita diuji lewat proses hidup, kita akhirnya mudah menyalahkan dan menghakiminya. Padahal justru di saat-saat seperti itu, yang dibutuhkan pasangan adalah penerimaan tanpa syarat, dukungan dan dorongan sehingga ia sanggup menang atas ujian kehidupan.
Suami isteri ada untuk saling mendukung, melayani, menolong dalam suka dan duka. Komitmen pernikahan bukan berlaku ketika kondisi pernikahan baik-baik saja. Justru komitmen dan kasih antar suami isteri diuji ketika godaan dan ujian kehidupan datang menerpa. Isteri Ayub gagal memberikan dukungan ketika Ayub membutuhkan. Bagaimana dengan kita? Sudahkan kita ada dan mendukung pasangan di saat ia sedang dilanda keterpurukan?
Hal terindah dalam sebuah keluarga adalah kehadiran kita mampu membuat mereka merasa diperhatikan dan dikasihi,
Selamat Malam Sahabat Kristus...
Tuhan Yesus Memberkatimu Selalu...
Tuhan Yesus Memberkatimu Selalu...
Post a Comment