Kota Keindahan

Foto: Renungan Rabu, 27 Agustus 2014: Kota Keindahan

Pw St Monika; I: 2 Tes 3:6-10, 16-18; Mzm 128; Luk 11-17

Ada suatu simbol tersembunyi dalam bacaan Injil hari ini. Dikisahkan Yesus masuk ke sebuah kota yang bernama Nain. Arti dari kata Nain adalah “keindahan”. Di gerbang kota ada rombongan yang membawa jenazah seorang anak laki-laki tunggal dari seorang janda. Ada kebiasaan orang Yahudi memakamkan jenazah di luar kota. Perhatikan gerakan dari setiap peristiwa!

Seorang janda hanya menggantungkan nasib kepada anak-anaknya saja. Nah, dalam bacaan ini, sang janda hanya mempunyai satu anak, dan sekarang anak itu mati. Bisa dibayangkan nasib janda ini kemudian hari. Hidup dia hancur berantakan. Mungkin, ia akan menjadi pengemis yang menggantungkan hidup kepada belas kasih orang lain. Hal itu dilukiskan secara indah dengan adegan si janda “keluar” dari pintu gerbang kota “keindahan”. Tapi, hidup sang janda tak indah lagi.

Yesus bertemu dengan rombongan ini. Yesus membangkitkan anak dari janda itu. Dilukiskan Yesus menyerahkan anak itu kepada ibunya. Bisa dibayangkan, rombongan ini tidak jadi meninggalkan kota Nain. Mereka masuk lagi ke kota yang penuh keindahan. Inilah gerak hidup si janda yang diselamatkan Yesus dari kehancuran.

Rahasia inilah yang dibongkar Paulus dalam bacaan pertama, di mana Paulus mengatakan kepada jemaat di Tesalonika, “Tuhan mengaruniakan damai sejahtera kepadamu terus-menerus dalam segala hal karena Ia menyertai kalian semua.”

 Kota Keindahan

Ada suatu simbol tersembunyi dalam bacaan Injil hari ini. Dikisahkan Yesus masuk ke sebuah kota yang bernama Nain. Arti dari kata Nain adalah “keindahan”. Di gerbang kota ada rombongan yang membawa jenazah seorang anak laki-laki tunggal dari seorang janda. Ada kebiasaan orang Yahudi memakamkanjenazah di luar kota. Perhatikan gerakan dari setiap peristiwa!

Seorang janda hanya menggantungkan nasib kepada anak-anaknya saja. Nah, dalam bacaan ini, sang janda hanya mempunyai satu anak, dan sekarang anak itu mati. Bisa dibayangkan nasib janda ini kemudian hari. Hidup dia hancur berantakan. Mungkin, ia akan menjadi pengemis yang menggantungkan hidup kepada belas kasih orang lain. Hal itu dilukiskan secara indah dengan adegan si janda “keluar” dari pintu gerbang kota “keindahan”. Tapi, hidup sang janda tak indah lagi.

Yesus bertemu dengan rombongan ini. Yesus membangkitkan anak dari janda itu. Dilukiskan Yesus menyerahkan anak itu kepada ibunya. Bisa dibayangkan, rombongan ini tidak jadi meninggalkan kota Nain. Mereka masuk lagi ke kota yang penuh keindahan. Inilah gerak hidup si janda yang diselamatkan Yesus dari kehancuran.

Rahasia inilah yang dibongkar Paulus dalam bacaan pertama, di mana Paulus mengatakan kepada jemaat di Tesalonika, “Tuhan mengaruniakan damai sejahtera kepadamu terus-menerus dalam segala hal karena Ia menyertai kalian semua.”

Ref Bacaan KS
Pw St Monika; I: 2 Tes 3:6-10, 16-18; Mzm 128; Luk 11-17


Post a Comment

Previous Post Next Post