Latest News

Tuesday, November 3, 2015

KESAKSIAN MUJIZAT DALAM HIDUP LYDIA KANDAU

KESAKSIAN MUJIZAT DALAM 
HIDUP LYDIA KANDAU
Berikut Kesaksiannya :
"Saya rindu menceritakan kepada semua orang, bahwa Tuhan yang saya kenal itu sungguh amat baik".

Kita tau bahwa Kehidupan seorang artis atau selebritis tak akan pernah lepas dari gosip. Demikianlah pembicaraan yang sudah mengakar di masyarakat pada umumnya. Hal ini bisa kita mengerti atau maklumi, karena bagaimana pun juga artis adalah public figure.
Demikian halnya yang dialami oleh seorang artis cantik Lydia Kandau. Kesibukannya digereja dalam pelayanan telah membuat hidupnya berubah dan membuat Ia tenggelam dari keartisannya. Walaupun demikian, label artis yang telah disandangnya itu masih melekat.
Saat ini Lydia Kandau kerap diminta bersaksi di berbagai denominasi gereja di Indonesia. Bahkan baru-baru ini Lydia Kandau mengikuti suatu perjalanan ziarah ke Yerusalem. Istilah cinta buta mungkin dialami oleh wanita berdarah Manado ini. Kisah cintanya dengan pria yang tidak seiman berakhir di pelaminan, sekalipun sempat ditentang oleh pihak keluarga. Tapi ia nekad, atas dasar cinta ia menikah dengan Jamal Mirdad, seorang penyanyi.
Hari-hari yang dilaluinya setelah pernikahan terasa begitu indah. Tapi sebagai umat Kristus, seharusnya ia pergi ke gereja di hari Minggu. Tapi Lydia tidak. Bersama suami tercinta, Ia kerap mengisi hari-harinya dengan jalan-jalan, nonton, atau shopping dan sebagainya.
"Makin lama rasanya kok makin jauh dari Tuhan,"ungkapnya.
Namun, pikiran seperti itu tidak cukup membuat Lydia Kandau berbalik pada Tuhan. Ia seolah menikmati semua itu. Dan sampai tiba tiba Anaknya jatuh Sakit yang cukup Aneh, bahkan sampai kedua anak mengalami sakit 'aneh'. "Syaraf kiri anak saya abnormal," tuturnya. Ia langsung membawanya ke rumah sakit dengan keyakinan setelah ditangani dokter pasti anaknya sembuh. yang terjadi justru sebaliknya. Makin lama kondisi anaknya semakin parah. "Seperti obat-obat yang diberi dokter tidak mempan terhadap penyakitnya. Anak saya seperti mau mati. Matanya tidak mau terbuka," kisahnya. Akhirnya diputuskan untuk membawa anaknya pulang ke rumah.
"Saya menangis dan menangis sambil membaringkan anak saya di tempat tidur. Saya merenung dan larut dalam kebisuan. Seketika saya teringat akan dosa-dosa saya dulu. Saya tidak setia kepada Tuhan. Padahal Tuhan sudah begitu baik ada saya," akunya.
Seketika itu juga, ia berdoa sambil bercucuran air mata. Minta ampun atas segala dosa dan ketidaksetiaannya. Ia betul-betul merasa telah mendukakan hati Tuhan.
"Luar biasa ternyata," ungkapnya. Sesaat ia katakan amin, hati dan batinnya terasa lega sekali. "Plong rasanya. Saya yakin darah Yesus telah menghapus
dosa-dosa saya," tuturnya sumringah.
Lalu ia melihat anaknya yang masih terbaring dalam keadaan yang memprihatinkan. Air matanya jatuh lagi. Ia duduk di sisi tempat tidur sambil mengelus-elus
kepala anaknya. Batinnya berkata, "Tuhan, aku tahu Engkau telah menghapuskan dosaku. Saat ini juga ya Bapa, jikalau Engkau mengasihi aku, tolong sembuhkan anakku. Aku percaya sepenuh jiwa, Engkau sanggup melakukan semua itu. Sebab segala perkara dapat kutanggung di dalam Engkau."
Usai berdoa, ia memuji-muji Tuhan dengan kidung pujian yang tiada putus-putusnya. "Saya berjanji bahwa saya tidak akan pernah berhenti memuji Tuhan sampai Tuhan sembuhkan anak saya," paparnya. Ternyata ajaib, satu jam berselang, mata anaknya perlahan mulai terbuka.
"Perlahan, tapi pasti mata anak saya terbuka. Lalu ia bangun dari tempat tidur. Ajaibnya, di wajahnya tidak ada gambaran kesakitan. Padahal ia baru saja mengalami suatu penyakit yang luar biasa berat untuk anak seusianya. yang terlukis di wajahnya adalah sukacita.
Sungguh ini suatu mujizat. Saya langsung memeluk anak saya sambil berkata: "Terima kasih Tuhan," urainya.
Sejenak diajaknya anaknya berdoa bersama. Mengucap syukur atas kesembuhan yang hanya datang dari Allah. "Tuhan sudah mendengar doa saya," ujarnya saat itu.
Sejak kejadian itu, ia berjanji akan setia melayani Tuhan.
"Saya ingin menceritakan kepada semua orang, bahwa Tuhan itu sungguh baik adanya," tukasnya.
Ternyata badai itu belum berlalu. Sang suami belum merestui kemauannya untuk kembali ke gereja. Apalagi harus membawa anak-anaknya.
"Terpaksa dulu saya berbohong. Membawa anak-anak dengan alasan nonton, renang, jalan-jalan, dan macam-macam. Padahal sebelum atau sesudah kegiatan itu kami ke gereja. Habis kalau tidak begitu, mana bias saya ke gereja," kilahnya.
Kami, lanjutnya, harus main petak umpet. Alkitab dulu biasanya disimpan. Bacanya juga menunggu Jamal pergi.
"Terus terang saya tersiksa dengan keadaan seperti itu," akunya. Tapi ia sudah punya komitmen, bahwa ia tidak akan menjual Tuhan Yesus karena apa pun juga.
Lama-kelamaan Jamal mulai berubah. Ia semakin menghargai saya. Ia pernah mengatakan tidak melarang saya atau anak-anak ke gereja.
"Sukacita sekali saat saya mendengar itu," cetusnya.
Lydia memang punya komitmen bahwa anak-anak harus ikut ibunya. Walaupun dua anaknya bersekolah di Al-Azhar, tapi setiap Minggu, mereka pasti ke gereja.
"Ketika saya mulai pelayanan pun, Jamal tidak melarang. Ia cuma katakan sebaiknya pelayanan di dalam kota saja. Tidak usah sampai ke luar kota," jelasnya.
Isu yang sempat menerpa pemeran "Merry" dalam sinetron
"Gara-Gara" bersama Jimmy dan Sion Gideon ini adalah disharmoni keluarga. Bahkan dikabarkan kehidupan rumah tangganya retak. Ketika dikonfirmasikan dengan tegas
Lydia mengatakan tidak benar demikian. "Jamal itu punya kasih. Bahkan mungkin lebih baik dari orang Kristen sendiri. Ia takut akan Tuhan. Pada dasarnya, ia ingin dihargai, oleh sebab itu ia pun tahu harus menghargai orang lain yang berbeda dengan dia," ungkapnya.
Lalu apakah Jamal mendukung pelayanan Lydia yang nampaknya kian hari intensitasnya kian padat?
"Mendukung tidak, melarang juga tidak," ujarnya.
Saat ditanya apakah pernah ribut-ribut soal agama di rumah, ia menjawab, "Tidak. Tidak pernah. Kami tidak mau mempersoalkan agama. Itu hak masing-masing. Lydia juga menambahkan kalau akhir-akhir ini Jamal sering tanya-tanya tentang firman Tuhan. Bahkan Jamal beberapa kali meminta Lydia membacakan Alkitab sebelum tidur. "Kalau saya marah, Jamal selalu mengingatkan, katanya "kasih," jelasnya. Apakah suatu hari Jamal akan masuk Kristen? "Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan," tutur Lydia menutup perbincangan.

Source : FB Ayob Tabuni

No comments:

Post a Comment

Tags