Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh.” Kata Nikodemus kepada-Nya, “Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?” Jawab Yesus, “Engkau guru orang Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami. Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata kepadamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata kepadamu tentang hal-hal surgawi? Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga selain dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia.
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. (Yoh 3:7-15)
Bandingkan : Kis 4:32-37; Mazmur Tanggapan: Mzm 93: 1-2,5
Dalam bacaan Injil hari ini kita lihat Nikodemus mengalami kebingungan. Ia dapat duduk di tempat yang sama untuk berhari-hari lamanya merenungkan apakah yang sebenarnya dimaksudkan oleh Yesus ketika mengatakan bahwa dia harus dilahirkan kembali, dilahirkan dari air dan Roh (lihat Yoh 3:3-7), dan tetap saja tidak memperoleh jawaban yang memuaskan dirinya. Daya pikir kita bisa saja hebat – jauh di atas rata-rata –, akan tetapi kenyataan tersebut paling-paling dapat membawa kita sampai kepada titik tertentu saja dalam hal pemahaman akan hal-hal yang bersifat spiritual. Itulah sebabnya mengapa Yesus memberikan Roh Kudus kepada kita. Roh Kudus inilah yang akan menyatakan siapa Yesus sebenarnya, apa yang telah dilakukan oleh Yesus bagi kita semua, dan bagaimana Yesus ingin melihat bagaimana kita menjalani kehidupan kita dari hari ke hari.
Misalnya, kita mempunyai sebuah pertanyaan seperti berikut: “Bagaimana caranya aku dapat mendengar suara Yesus?” Salah satu cara adalah melalui Kitab Suci. Dalam doa, atau selagi kita (anda dan saya) mendengarkan sabda Allah dalam Misa, Roh Kudus dapat membuat kita menaruh perhatian khusus atas potongan bacaan tertentu dari Kitab Suci, seakan membuat kata-kata dari bacaan itu melompat keluar dari halaman Kitab Suci, dan berkata kepada kita, “Hai, ayat-ayat ini berlaku untukmu!” Roh Kudus juga dapat membawa suatu pemikiran ke dalam kepala kita selagi kita berdoa – suatu pemikiran yang kita ketahui bukanlah milik kita sendiri. Kemudian, selagi kita merenungkan ide/gagasan atau gambaran/imaji tertentu, kita mempuyai perasaan berbeda bahwa itu adalah sabda Allah bagi kita dalam situasi khusus yang kita hadapi.
Apabila kita berpikir bahwa kita telah mendengar suara Yesus, maka kita selalu dapat mengujinya untuk melihat buah-buah yang dihasilkannya. Jika hasilnya adalah buah-buah spiritual yang baik – seperti sukacita, damai-sejahtera, atau pengampunan (lihat Gal 5:22) – maka kiranya Yesus-lah yang telah berbicara kepada kita melalui Roh Kudus. Akan tetapi ada kasus-kasus di mana kita harus menunggu beberapa saat lamanya untuk melihat buah-buah yang dimaksud. Ada pula kasus-kasus di mana kita tidak pernah merasa pasti apakah kita mendengar-Nya dengan benar. Dengan berjalannya waktu dan lewat ketekunan penuh kerendahan hati, kita pun dapat mengembangkan suatu kemampuan untuk mendengar suara Yesus dan benar-benar mendengar suara-Nya berbicara kepada kita dalam hari-hari kehidupan kita. Dalam doa-doa kita baiklah kita selalu memohon agar Tuhan menerangi kegelapan hati kita, memberi kita iman yang benar, pengharapan yang teguh dan cintakasih yang sempurna. Juga perasaan yang peka dan akal budi yang cerah, sehingga kita senantiasa dapat mengenali dan mengikuti kehendak-Nya yang kudus dan tidak menyesatkan. Yang penting bagi kita adalah mempraktekkannya, walaupun dengan terseok-seok. Kita harus percaya bahwa Roh Kudus-Nya senantiasa siap menolong kita.
DOA: Tuhan Yesus, bukalah telingaku agar dapat mendengar suara-Mu. Tolonglah aku agar dapat mendengar suara-Mu lewat pembacaan Kitab Suci, dalam Misa Kudus, dan selagi aku menjalani hidupku sehari-hari di tengah dunia ini. Aku sungguh ingin mengetahui kehendak-Mu dalam setiap situasi yang kuhadapi. Terima kasih, ya Tuhan Yesus. Terpujilah nama-Mu selama-lamanya. Amin.
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Source : sangsabda.wordpress.com
Post a Comment