Mengandalkan Kehendak Tuhan
Kita hidup dalam dunia yangpenuh dengan tantangan. Kalau kita tidak bertahan dalam tantangan, kita akanbinasa. Karena itu, yang kita butuhkan adalah tuntunan dari Tuhan.
Menyadari bahwa hidupnya tidakakan lama lagi, seorang nenek menyerahkan hamper satu kilogram emasnya kepadacucu tersayangnya. Emas sebanyak itu ia kumpul sejak ia masih gadis. Ketikamenikah, emasnya semakin banyak. Pasalnya, sang suami selalu memberi uang untukia kelola. Kelebihan pengelolaan itu ia belikan emas. Lama-kelamaan ia memilikiemas dalam jumlah hampir satu kilogram itu.
Kepada cucunya, ia berkata,“Kamu harus simpan emas ini baik-baik. Jangan ada yang tahu. Kalau kamu punyakebutuhan yang mendesak, kamu boleh jual setengahnya.”
Sang cucu begitu bahagiamenerima pemberian cuma-cuma dari sang nenek. Ia berkata kepada sang nenek,“Saya sangat bahagia mendapatkan emas ini. Tetapi tentu saja saya tidak akanserta merta menggunakannya. Bagi saya, emas ini membantu saya untuk meraihkebahagiaan dalam hidup.”
Sang nenek tersenyum mendengarpernyataan cucunya. Ia yakin, sang cucu tidak akan menghambur-hamburkan hartayang telah ia kumpulkan dengan susah payah itu. Ia yakin, cucunya akanmenggunakannya dengan bijaksana.
Nenek itu berkata, “Denganberbagai cara saya telah mengumpulkan emas dalam jumlah yang besar ini. Inikemampuan yang diberikan oleh Tuhan. Tuhan telah memberi saya kemampuan untukberusaha. Kamu juga mesti menggunakan kemampuanmu untuk meraih kebahagiaandalam hidup.”
Sang cucu kemudian memeluksang nenek. Ia berjanji untuk setia mengembangkan dirinya. Ia berjanji untukmengembangkan pemberian sang nenek dengan sebaik-baiknya.
Sahabat, hidup manusia didunia ini singkat. Banyak orang mengharapkan umur yang panjang, tetapikenyataan bisa berkata lain. Ada yang ingin hidup seratus tahun, tetapi di usiabelum 50 tahun mereka telah mengakhiri perjalanan hidup mereka di dunia ini.Orang bahkan tidak punya kuasa atas diri mereka.
Orang Jawa mengatakan bahwa hidupitu hanya mampir minum. Artinya, hidup itu sebentar. Seorang bijaksanamengatakan bahwa hidup manusia seperti suatu giliran jaga malam. Hidup iniseperti mimpi, seperti bunga dan rumput. Hidup manusia seperti angin danbayangan. Hidup manusia seperti uap, sebentar ada lalu lenyap
Kisah tadi mau mengatakankepada kita bahwa hidup yang singkat ini mesti disiasati dengan bijaksana. Janganhidup yang singkat ini dilalui dengan duka nestapa. Orang mesti melalui hidupyang singkat ini dengan meraih kebahagiaan dan kedamaian dalam hidup ini. Meskihidup ini singkat, orang mesti menata hidupnya. Dengan demikian, hidup initidak hilang seperti angin.
Orang beriman tentu saja tidakmengandalkan diri sendiri dalam menata hidupnya. Tetapi orang beriman mestimenata hidupnya bersama Tuhan. Orang beriman selalu memikirkan apa yang Tuhankehendaki bagi perjalanan hidupnya yang singkat ini. Tentu saja Tuhanmenghendaki manusia hidup dalam kasih Tuhan. Artinya, orang beriman senantiasamembuka hatinya untuk menerima kasih Tuhan. Setelah itu, orang berimanmengalirkan kasih itu kepada sesamanya.
Hal ini tidak mudah, karenaorang mesti memperjuangkannya dalam kehidupan sehari-hari. Orang mesti menatahidupnya menjadi orang yang berguna bagi dirinya dan sesamanya. Untuk itu,mengandalkan kehendak Tuhan menjadi segala-galanya dalam kehidupan yang singkatini. Tuhan memberkati. **
Source : FB Frans de Sales SCJ
Post a Comment