Latest News

Thursday, November 21, 2013

Dewasa ini orang tidak hanya menyelamatkan nyawanya, tapi sampai tujuh turunannya, bukan?



Dewasa ini orang tidak hanya menyelamatkan nyawanya, tapi sampai tujuh turunannya, bukan?

Tidak adil. Protes guru itu. Kami sama-sama mengajar. Masa dia terpilih jadi guru teladan. Seharusnya saya. Jika diuji kompetensi pasti saya lebih pintar dan trampil dari pada dia. Rupanya yang dinilai tidak hanya itu, Bu. Masih ada bidang lain juga, seperti pengabdian, disiplin kerja, keteladanan dan lain-lain. Luk 17: 26-37 menyajikan hal yang serupa. Yesus mengajarkan para murid-Nya tentang kedatangan-Nya di akhirat. Ia mengambil dua buah contoh dari Perjanjian Lama. 

Di zaman Nuh orang asyik melakukan kegiatan hariannya: makan minum, kawin mawin. Tapi waktu air bah datang yang diselamatkan cuma Nuh sekeluarga. Demikian juga di masa Lot. Orang sibuk makan minum, berdagang, menanam dan membangun. Sama seperti kita sekarang bukan? 

Tapi ketika terjadi bencana hujan api dan hujan belerang dari langit, yang selamat cuma keluarga Lot. Demikian juga pada waktu kedatangan-Nya yang kedua. Suami isteri yang tidur seranjang, yang satu diselamatkan dan yang lain tidak. Bukan karena suami isteri jadi harus sama-sama diselamatkan. Belum tentu. 

Singkatnya biarpun berseragam dalam pakaian dan berkarya, belum tentu sama-sama diselamatkan. Lalu apa yang harus dilakukan supaya selamat? Persyaratannya telah diberikan oleh Yesus. Tapi sering kita tidak peduli. Atau, ah itu hanya isapan jempol. Tapi perkataan-Nya tidak akan lenyap begitu saja. Pasti terlaksana. 

Seperti Dia sendiri harus menanggung banyak penderitaan (Luk 17: 25) demikian juga kita. “Barangsiapa berusaha menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya” (Luk 17: 33). 

Dewasa ini orang tidak hanya menyelamatkan nyawanya, tapi sampai tujuh turunannya, bukan? Akibatnya, begitu banyak orang menjadi korban korupsi. Tapi apakah dia selamat? Kita menyaksikan dari hari ke hari, bagaimana kesudahannya. Setelah membangun dua bahkan lebih rumah mewah, lalu ia sendiri tinggal di bui. 

Makanya, lebih baik mengutamakan kesejahteraan bersama dari pada kepentingan sendiri, bukan? 
15112013

Source : Rm Ande Kebelen

No comments:

Post a Comment

Tags