Paus Fransiskus sedang mengaku dosa kepada seorang imam.
Paus Fransiskus membuat kejutan, pertama mengaku dosa sendiri
Setelah memimpin ibadat tobat di Basilika Santo Petrus, Paus Fransiskus mengejutkan kepala liturgi dan umat yang hadir dimana ia pertama pergi ke ruang pengakuan selama pelayanan itu.
Pada liturgi tobat, 28 Maret, Bapa Suci dan 61 imam pergi ke ruang-ruang pengakuan atau kursi yang disiapkan untuk memberikan Sakramen Pengakuan.
Mgr Guido Marini, Kepala Liturgi Kepausan, yang menunjukkan ruang pengakuan dosa yang akan digunakan Bapa Suci untuk mendengar pengakuan dosa, namun ia menuju ke tempat pengakuan di dekatnya untuk menunjukkan bahwa ia akan mengaku dosa sendiri.
Paus, yang mengenakan alba putih sederhana dan stola ungu, menghabiskan waktu sekitar tiga menit berlutut di depan imam yang mendengar pengakuan dosa. Imam itu juga menggenggam tangan Paus dan mencium cincin peraknya.
Paus Fransiskus kemudian masuk ke ruang pengakuan dosa lain dan menghabiskan sekitar 40 menit untuk mendengarkan pengakuan.
Dalam homilinya, Bapa Suci juga berbicara tentang dua karakteristik utama kehidupan Kristen: meletakkan pada “manusia baru, yang diciptakan dengan cara Tuhan” serta tinggal dalam kasih Allah dan berbagi kasih-Nya.
Pembaharuan dalam Kristus melalui pembaptisan, yang membebaskan manusia dari dosa dan menyambut mereka sebagai anak-anak Allah, anggota Kristus dan Gereja-Nya, katanya.
“Kehidupan baru ini memungkinkan kita melihat dunia dengan mata yang berbeda tanpa terganggu lagi oleh hal-hal yang tidak penting dan yang tidak dapat berlangsung lama,” katanya.
Paus mengatakan ketika hati diperbaharui dan “dibuat dengan cara Tuhan,” maka orang akan berperilaku baik: “selalu berbicara kebenaran dan menolak semua kebohongan; tidak ada pencurian, melainkan berbagi apa yang dimiliki kepada orang lain, terutama dengan mereka yang membutuhkan; tidak pasrah pada kemarahan, dendam dan balas dendam, tetapi menjadi lemah lembut, murah hati dan mengampuni; tidak melakukan gosip jahat yang merusak nama baik orang, tetapi terutama mencari sisi baik dalam diri setiap orang.”
Aspek kedua dari kehidupan Kristen adalah hidup dalam kasih Allah yang abadi, kata Paus. Tuhan tidak pernah lelah melihat anak-anak-Nya, baik mereka yang telah kehilangan jalan mereka, maupun mereka yang tetap setia di sisinya.
Yesus, pada kenyataannya, menghimbau setiap orang untuk meniru cinta ini dan menjadi “murid Kristus di dunia,” katanya.
Dalam semangat misioner, liturgi penitensi membuka sebuah prakarsa yang disebut “24 Jam bagi Tuhan,” yang disponsori oleh Dewan Kepausan Evangelisasi Baru.
Dewan itu mengajak keuskupan di seluruh dunia minimal satu gereja dibuka sepanjang hari pada 28 Maret agar siapa pun bisa mengaku dosa mereka dan mengambil bagian dalam adorasi Ekaristi. Ini bagian dari fokus Bapa Suci pada hari Kerahiman Ilahi.
Sumber: UCA News
إرسال تعليق