Kisah Singkat Rasul Paulus

Kisah Singkat Rasul Paulus

Data sejarah mengenai riwayat hidup Paulus 
dapat ditelusuri dari tiga sumber yakni catatan-
catatan Paulus sendiri dalam beberapa suratnya 
yang asli, cerita Lukas dalam Kisah Para Rasul, 
dan catatan tentang masa tuanya dalam surat-
surat Deutero-Paulinis. Namun, dari ketiga 
sumber itu, sumber yang paling berbobot 
adalah catatan-catatan Paulus sendiri sebab 
kedua sumber yang lain kemungkinan besar 
sudah dibumbui oleh minat teologis dan 
literer para pengarangnya.

Paulus ini merupakan seorang Yahudi 
kelahiran Tarsus. Diperkirakan ia lahir pada 
dekade pertama abad I, yakni 5-10 tahun 
setelah Yesus lahir. Seperti halnya orang-
orang Yahudi pada masa itu, Paulus sejak 
lahir telah memiliki dua nama yakni satu 
nama Ibrani (Sya’ul, yang kemudian 
ditransliterasikan menjadi Saulus) dan satu 
lagi nama Yunani atau Romawi (Paulus). 
 Penggunaan kedua nama ini sebagai pembeda 
antara Saulus yang belum ‘bertobat’ 
(bergerak di kalangan Yahudi) dan Paulus 
yang sudah ‘bertobat’ (bermisi di kalangan 
bukan Yahudi) merupakan strategi literer 
 dari pengarang Kisah Para Rasul.

Paulus tumbuh besar dalam lingkungan 
helenis dan juga memelihara secara sungguh 
tradisi Yahudi yang mengalir dalam dirinya. 
Ia merupakan orang yang terpelajar dan 
pintar dalam retorika. Bagi Paulus, titik 
balik yang mengubah seluruh hidupnya 
adalah pengalaman akan Kristus yang 
 bangkit di dekat Damsyik. Perjumpaannya 
dengan Tuhan (kyrios) itulah yang menjadi 
motivasi dasar dari panggilan hidupnya 
sebagai seorang rasul (Gal. 1:16).

Tiga perjalanan misi Paulus
Dalam Kisah Para Rasul, perjalanan misi 
Paulus di Asia Kecil dan Yunani disajikan 
dalam tiga putaran. Perjalanan misi pertama 
berlangsung dari tahun 46-49. Paulus dan 
Barnabas pergi ke Siprus, Pafos, Perga, 
 Antiokhia di Pisidia, Ikonium, Listra dan 
Derbe. Masalah besar yang muncul yakni 
soal integrasi banyaknya orang Kristen 
bukan Yahudi ke dalam jemaat Kristen 
Yahudi, terutama masalah tentang sunat 
dan menaati hukum Taurat.
Terhadap masalah ini, Paulus bersama dengan 
Barnabas, para rasul, dan penatua mengadakan 
sidang/konsili di Yerusalem, tahun 49. 
Hasilnya, dinyatakan bahwa sunat tidak 
merupakan persyaratan keselamatan. 
Bangsa-bangsa lain tidak boleh dibebani 
dengan sunat dan Taurat. Mereka diselamatkan 
Allah ketika percaya kepada Kristus.

Pasca sidang Yerusalem, di Antiokhia, muncul 
permasalahan baru yakni perihal berlakunya 
aturan makan Yahudi (makan kosher) bagi 
anggota bukan Yahudi. Alhasil, Yakobus, 
tanpa sepengetahuan Paulus, mengirim surat 
kepada jemaat di Antiokhia, Siria, dan Kilikia 
 yang berisi rekomendasi bahwa orang bukan 
Yahudi harus menjauhkan diri dari makanan 
persembahan kafir, darah, daging binatang 
yang mati tercekik, dan percabulan (Kis. 15:22-29).

Dalam perjalanan misi yang kedua (tahun 50-52), 
Paulus ditemani oleh Silas, Timotius, dan Lukas. 
Mereka antara lain bermisi ke Filipi, tempat 
jemaat pertamanya di Eropa, Tesalonika, Atena, 
Korintus, Efesus, dan Kaisarea. Paulus mengalami 
penolakan oleh para cendekiawan di Atena, 
namun misinya cukup berhasil di Korintus. 
Di sana, ia mendirikan jemaat yang penuh semangat. 
Dari kota inilah, Paulus tampaknya menulis 
surat pertama kepada jemaat di Tesalonika (tahun 51). 
Setelah itu, ia kembali lagi ke Antiokhia.

Perjalanan misinya yang ketiga (tahun 54-58) 
dimulai dengan pergi ke Efesus. Paulus 
menjadikan kota itu sebagai pusat aktivitas 
misionernya selama tiga tahun (Kis. 20:31). 
Di kota ini, Paulus menulis beberapa surat 
 yakni surat kepada jemaat di Galatia, surat 
kepada jemaat di Filipi, dan surat kepada Filemon. 
Pada masa itu, jemaat Korintus sedang terpecah-
belah. Paulus mencoba untuk menyatukan 
jemaat kembali dengan mengirim lima surat, 
mengadakan kunjungan, serta mengajak 
jemaat untuk mengumpulkan dana bagi 
orang miskin di Yerusalem.

Akhir riwayat
Datangnya Paulus ke Yerusalem (th.58) memicu 
 kemarahan orang-orang Kristen Yahudi. Mereka 
berusaha membunuh Paulus, namun untunglah 
ia diamankan oleh pasukan Romawi dan 
dipenjarakan oleh Antonius Feliks, prokurator 
 Yudea, selama dua tahun (Kis. 23:23-33).
Tahun 60, Paulus mengajukan permohonan 
naik banding ke Kaisar agar ia diadili di 
Roma (Kis. 25:11) dan ia pun tiba di Roma 
tahun 61. Selama 2 tahun, ia menjadi tahanan 
rumah dan menurut tafsiran tradisional, pada 
 periode ini, ia menulis surat Paulus kepada 
Filemon, Kolose, dan Efesus. Sementara itu, 
Surat-Surat Pastoral (Titus, 1-2 Timotius) 
 diperkirakan ditulis setelah ia dibebaskan 
dari tahanan rumah. Tahun kematian Paulus 
 tidak begitu jelas. Eusebius memberi kesaksian 
bahwa Paulus ditahan untuk kedua kalinya 
di Roma dan kemudian menjadi martir pada 
masa kaisar Nero, yakni sekitar tahun 67.

Source :

Pius Novrin

Kuliah di STF Driyarkara


                                                     

Post a Comment

Previous Post Next Post