SUDAHKAH ANDA MEMBUNGKUK SAAT "AKU PERCAYA"?




SUDAHKAH ANDA MEMBUNGKUK SAAT "AKU PERCAYA"?

"Aku percaya akan Allah,
Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi.


Dan akan Yesus Kristus,
Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita,
yang dikandung dari Roh Kudus,
dilahirkan oleh Perawan Maria;
…."

Coba ingat-ingat terakhir kali kita mengucapkan Syahadat Iman tersebut di gereja. Apakah kita terus berdiri?

Jika ya, maka sudah saatnya kita melihat kembali apa yang dikatakan oleh Gereja mengenai hal ini.

Caranya mudah saja. Buka bagian Tata Perayaan Ekaristi (TPE) di dalam Puji Syukur masing-masing. Itu lho, halaman kuningnya. Lalu lihat No. 16: SYAHADAT. Perhatikan kalimat kecil di bawahnya: "kata-kata yang dicetak miring diucapkan sambil membungkuk (khusus pada Hari Raya Natal: berlutut)".

Kata-kata yang dimaksud adalah bagian "Ia dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia" dalam Syahadat Nikea-Konstantinopel, dan "dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria" dalam Syahadat Para Rasul (syahadat versi pendek yang biasa kita ucapkan).

Apa signifikansi sikap membungkuk / berlutut pada bagian tersebut?

Gereja Katolik sangat menghormati Misteri Inkarnasi, yaitu menjelmanya Allah Putera menjadi daging dalam rahim Perawan Maria. Peristiwa ini adalah titik awal pembaharuan sejarah umat manusia, sebuah batu loncatan besar sekaligus pemenuhan janji Allah dalam tata keselamatan. Maka dari itu, sudah sepantasnya kita menunjukkan rasa hormat yang mendalam melalui sikap membungkuk / berlutut ketika mengucapkan kalimat "dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria".

Memangnya detil kecil seperti ini penting ya?

Tentu saja penting. Gereja Katolik menyatakan bahwa "Liturgi adalah juga keikutsertaan dalam doa yang Kristus sampaikan kepada Bapa dalam Roh Kudus" (Katekismus No. 1073). Bahkan, misteri keselamatan dunia juga "diwahyukan dalam sejarah dan dilaksanakan menurut satu rencana, artinya menurut satu 'tata' yang dipikirkan secara bijaksana, yang oleh Santo Paulus dinamakan 'tata misteri' (Ef 3:9)" (Katekismus No. 1066).

Kita semua kaum beriman tentu setuju bahwa rencana Allah tidak ada yang kecelakaan. Allah tidak pernah bekerja secara serampangan. Roh Allah adalah Roh keteraturan dan ketaatan. Jadi, ketaatan terhadap Tata Liturgi diharapkan menjadi cerminan ketaatan kita terhadap rencana Allah sendiri.

Bagi yang ada waktu untuk menonton video dan memiliki koneksi internet yang kuat, silahkan ditonton video Youtube di bawah ini. Berikut adalah video Misa Novus Ordo berbahasa Latin dari Keuskupan Surabaya, khusus bagian Credo (Syahadat).http://www.youtube.com/watch?v=0d5eKVcMJKE

Perhatikan, bahkan selebran dan pembantu-pembantu beliau juga membungkuk ketika mengucapkan "Et incarnatus est de Spiritu Sancto, ex Maria Virgine, et homo factus est." Hal ini juga berlaku ketika mengucapkan Syahadat dalam bahasa Indonesia.

Mari, pada Misa Kudus yang akan datang, kita melaksanakan apa yang semestinya kita laksanakan. Jangan lupa sosialisasikan dan sebarluaskan perihal ini kepada saudara-saudara seiman lainnya.


—Servus Veritatis—


Source : FB Gereja Katolik


Post a Comment

Previous Post Next Post