Latest News

Sunday, August 25, 2013

"10 THINGS POPE FRANCIS WANTS YOU TO KNOW" (Karangan John L. Allen, Jr.)


"10 THINGS POPE FRANCIS WANTS YOU TO KNOW"
(Karangan John L. Allen, Jr.)

1) "SEBUAH GEREJA MISKIN UNTUK ORANG MISKIN"

Di hadapan 6,000 wartawan yang memadati Vatican pada tanggal 16 Maret 2013, Paus Fransiskus mengsharingkan kepada mereka mengapa beliau memilih nama "Fransiskus" yang berasal dari nama St. Fransiskus dari Asisi. Terinspirasi oleh semangat St. Fransiskus, Paus Fransiskus bertanya: "Bagaimana aku dapat menjadi sebuah gereja miskin untuk orang-orang miskin?"

Hal pertama yang Paus Fransiskus ingin Anda ketahui adalah "Yesus Kristus datang untuk mewartakan cinta dan keselamatan kepada semua orang, secara khusus dalam cara yang istimewa kepada orang-orang miskin." Menjadi Kristen berarti dalam cara yang istimewa tak pernah melupakan orang miskin, di mana kita berusaha untuk mengubah sistem dunia dan menempatkan orang-orang miskin dan yang terlupakan pada pusat perhatian kita.

Tema tentang orang miskin ini menjadi kunci homili Paus Fransiskus pada misa inaugurasinya sebagai Paus pada tanggal 19 Maret yang lalu dengan mengatakan bahwa "kekuasaan otentik adalah pelayanan," terutama pelayanan kepada yang paling miskin, lemah dan yang paling tidak penting dalam pandangan manusia."

Perhatiannya terhadap orang miskin bukanlah sesuatu yang datang padanya sesaat ketika beliau menjadi Paus, melainkan menjadi buah-buah permenungan selama hidupnya sebagai seorang imam dan uskup, semasa sebelum menjadi Paus.

Menurutnya, sekarang ini kita sementara hidup dalam sebuah dunia yang tidak seimbang, yang sepertinya tak mampu untuk menghilangkan penderitaan dari kaum tertindas dan terpinggirkan; ketidakadilan dalam pembagian barang, terjadinya dosa sosial, yang semakin membuat banyak saudara kita semakin menderita. Untuk membuktikan keseriusannya terhadap nasib orang miskin, beliau mengunjungi para penderita AIDS, mencuci kaki mereka dan menciumnya.

Karena itu, beliau menghimbau kepada kita semua agar cinta kepada orang miskin tidak berarti harus mengubah kekristenan menjadi sebuah partai politik yang mempunyai program khusus untuk pembaharuan faktor ekonomi dan sosial kemasyarakatan, melainkan turut menjadi "agent" perubahan itu sendiri, memperhatikan dan mencintai orang miskin sebagai mana mereka adanya.

Tidak ada keraguan bahwa Paus Fransiskus berasal dari benua Amerika Latin sehinga beliau sangat mengerti tentang kemiskinan dan membawa serta jeritan dunia (orang-orang) miskin bersamanya. Karenanya beliau ingin menyuarakan suara jeritan orang-orang miskin kepada dunia; menyuarakan ketidakadilan ekonomi global, menentang pembantaian karena perang dan kejahatan. Dalam segalanya Paus Fransiskusi ingin menjadi penyambung lidah kaum miskin dan papa kepada dunia sekarang ini.

Akhirnya, lewat segala yang diperbuatnya selama ini, kita bisa menyimpulkan bahwa "beliau adalah Paus untuk orang-orang miskin." Dengan kata lain, Paus Fransiskus ingin sebuah komitment baru terhadap orang miskin bahwa mereka akan menjadi pusat perhatian dalam kekristenan di dunia saat ini, dan beliau ingin agar kepausannya menjadi suara yang dapat dipercaya untuk menyampaikan pesan ini kepada dunia."


Ringkasan dan terjemahan bebas oleh Romo Inno Ngutra.


Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,

Source : FB Bangga Menjadi Katolik

Friday, August 23, 2013

Soialisasi Bahan Bulan Kitab Suci 2013 Komisi Kitab Suci

Misa Tahbisan 9 Imam : "Semboyan Hidup Terukir Dan Membaharui Hidup "



Sungguh suatu rahmat dan karunia Allah yang Maha Besar karena telah menganugerahkan beberapa gembala baru bagi kita, Umat Gereja Katolik Allah yang Kudus, yaitu 9 Imam yang baru saja ditahbiskan oleh Mgr. I. Suharyo di Gereja St. Arnoldus Jannsen, Bekasi (22/8). 8 imam dari Keuskupan Agung Jakarta dan 1 imam dari Tarekat CICM.

Nama ke-9 Imam baru itu adalah: RD. Antonius Yakin Ciptamulya, RD. Reynaldo Antoni Haryanto, RD. Yohanes Angga Sri Prasetyo, RD. Rafael Yohanes Kristianto, RD. Antonius Baur Asmoro, RD. Antonius Pramono Wahyu Nugroho, RD. Paulus Dwi Hardianto, RD. Albertus Yogo Prasetianto dan RP. Lamma Sihombing CICM.

Misa tahbisan tersebut dipimpin oleh Bapa Uskup Suharyo sebagai konselebran utama dan didampingi oleh Vikjen KAJ, RD. Subagyo; Rektor Seminari Tinggi Keuskupan Agung Jakarta, RD. Tunjung Kesuma; ketua UNIO KAJ, RD Hadi Suryono; dua Pastor Paroki St. Arnoldus RP. Anselmus Wege SVD dan RD. Sylvester Nong, serta Superior Distrik CICM Indonesia- Singapura RP. Kaitanus Saleky, CICM.

Dalam kotbahnya bapak Uskup berpesan kepada para imam baru: “Melayani-lah dengan Gembira dan Tulus Hati dan semboyan yang dibuat oleh masing-masing Imam hendaknya tidak hanya untuk ditulis di buku tahbisan atau buku kenang-kenangan tahbisan, melainkan terukir di dalam hati lalu dihayati dalam semangat Imamat Yesus Kristus Sang Iman Agung.”

Lebih lanjut, Romo Kaitanus Saleky CICM, yang merupakan Superior Distrik CICM, dalam sambutannya mendoakan, “Semoga doa-doa dan dukungan kita memberikan semangat bagi kesembilan Imam yang baru ini agar mereka tetap setia dalam karya dan pelayanan mereka dimana saja mereka diutus sehingga nama Tuhan senantiasa dipuji selama-lamanya.”

Amin.
F. Mekar Wiryanti
O





Source : kaj.or.id

Thursday, August 22, 2013

Perayaan Syukur 90 tahun Ordo Karmel di Indonesia









Source : FB Petrus Kusdiyantoro

Wednesday, August 21, 2013

Info, Pengobatan Alternatif Radhiestesi Romo Loogman (Praktek Sehari di Jakarta, Jumat 30 Agustus 2013 )



 Info, Pengobatan Alternatif Radhiestesi Romo Loogman, Praktek Sehari di Jakarta, Jumat 30 Agustus 2013. Pelayanan Pasien2 mulai jam 07.30 hingga jam 16.00 di Aula Provinsialat MSC Jl.Hasyim Asyari 23 Jkt. Yang akan berobat harus daftar dulu. Pendaftaran kepada: Ibu Yuli (021) 6326776 atau (021) 6339881 jam 08.00 - 16.00. Kalau Sabtu jam 09.00-12.00. Staff pengobatan Radhiestesi yg siap melayani:
1.Romo Swi MSC. 2.Romo T.Wignyo MSC. 3.Rom Purwo MSC. 4.Ibu Wawa. 5.Ibu Lilian Indrajaya. 6.Ibu Wiyono. 7.Dr.Lala. 8. Dr.Haryatno.Trims para sahabat yg mau mau sebarkan Info ini.Ada begitu banyak umat yg mencari info utk pelayanan Jkt imi.Salam dan berkat Tuhan. Romo Swi msc






Source : FB Swibaktata Fransiscus Xaverius

Wisata rohani perlu dilestarikan sebagai sarana perayaan iman

Wisata rohani perlu dilestarikan sebagai sarana perayaan iman thumbnail

Makna ziarah rohani Jalan St.  Yakobus  (Way of St. James) tidak boleh direduksi menjadi rute wisata dan ekologi belaka, tapi sebagai sarana perayaan iman, kata peserta dalam sebuah konferensi.
Rute ziarah kuno itu dibahas dalam Konferensi Nasional Warisan Budaya Gereja belum lama ini, yang terdiri dari para uskup, pejabat warisan nasional Spanyol dan penasihat lainnya.
Mereka mengakui bahwa hampir 500 mil jalan menuju Katedral Santiago de Compostela di Spanyol sangat populer sebagai rute wisata dan ekologi karena karya-karya bernilai sejarah dan artistik serta pemandangan indah di dalamnya, tapi kurang bernilai rohani.
Rute ziarah Jalan St. Yakobus (Rasul) pertama kali menjadi rute populer bagi peziarah pada abad kesembilan setelah kuburan St. Yakobus ditemukan dan akibatnya pada abad-abad berikutnya, para peziarah dari seluruh dunia berbondong-bondong ke rute ini untuk berziarah di sepanjang rute tersebut sambil membayar  upeti kepada Rasul St. Yakobus.
Namun, dengan melihat rute ziarah tersebut saat ini, unsur ziarah rohani itu “akan terkikis di masa mendatang,” kata anggota konferensi.
Jalan itu adalah harta bernilai besar yang mencakup penyebaran dan perayaan iman, pelaksanaan amal, keakraban dengan gaya artistik sejarah Gereja di Spanyol, penghormatan adat istiadat setempat dan sebagainya, kata mereka.
“Sepanjang Jalan itu membuat kita akan melihat dengan jelas tentang tujuan ziarah kita, menguatkan batin kita dan iman para peziarah dari seluruh dunia.”
Bunga dalam rute ziarah ini direvisi pada abad ke-20 ketika UNESCO membuat Santiago de Compostela situs warisan dunia – sebuah situs yang kini telah menjadi pengaturan untuk salah satu ziarah terbesar di dunia.
Saat ini,  jalan St. Yakobus adalah rute ziarah rohani dan telah menjadi daya tarik wisata utama dimana orang hanya melewati sepanjang rute untuk menghargai keindahan dan warisan sejarah.

Polisi tangkap saudara penginjil terkaya Asia

Polisi tangkap saudara penginjil terkaya Asia thumbnail

Polisi di Kerala, India, pada Minggu menangkap saudara penginjil terkaya Asia, KP Yohannan, karena diduga mengelola sebuah mata uang yang tidak sah.
KP Punnoose, 62, saudara kandung tertua dari Uskup Agung Yohannan yang diangkat Believer’s Church yang berbasis di Kerala, ditangkap karena memiliki dinar Yugoslavia yang tidak sah, kata polisi.
Seorang juru bicara Believer’s Church, Sijo Panthapallil, mengatakan Yohannan telah menghindarkan diri dari kasus itu, seraya mengatakan bahwa kedua bersaudara itu “tidak memiliki hubungan pribadi” selama 25 tahun terakhir.
“[Punnoose] sebelumnya mencoba menyalahgunakan nama Gereja serta uskup itu dan kami telah memasang sebuah iklan di surat kabar yang menyatakan bahwa Punnoose tidak memiliki hubungan dengan Gereja,” katanya.
Yohannan, yang dijuluki penginjil terkaya di Asia, seperti dilaporkan memiliki aset senilai US$ 175 juta sebagai kepala Believer’s Churchdan Injil untuk Asia.
Punnoose, kepala dewan desa dan pemimpin Partai Kongres lokal yang berkuasa, ditangkap setelah agennya, Vimalraj, 32, ditangkap oleh polisi menyusul perselisihan di sebuah toko di kota Thiruvalla Kerala.
Kedua pria itu mengaku memiliki dinar Yugoslavia, yang sudah tidak beredar sejak Serbia  sebagai negara terakhir berhenti menggunakan mata uang tersebut tahun 2003.
Punnoose dan Vimalraj diyakini terlibat dalam penipuan, dengan menukarkan mata uang yang telah mati tersebut dengan rupee India kemudian mereka melarikan diri dengan uang tersebut.
“Kami menyita mata uang Yugoslavia dan mata uang bernilai tinggi dari sekitar 20 negara ketika kami menggerebek rumah Runnoose,” kata Inspektur Polisi Putta Vimaladithya Distrik Pathanamthitta dimana dua orang itu ditangkap.
“Kami tidak tahu apakah mata uang itu asli atau palsu,” tambahnya.

Paus: Iman bukan hiasan tapi kekuatan jiwa

Paus: Iman bukan hiasan tapi kekuatan jiwa thumbnail

Paus Fransiskus  pada hari Minggu menegaskan kembali seruannya untuk perdamaian terkait krisis yang sedang berlangsung di Mesir dengan mengajak semua pihak terus berdoa bersama bagi perdamaian di Mesir.
Selain itu Bapa Suci juga mengenang orang-orang yang tewas dalam tabrakkan Kapal Feri  di Filipina pekan  ini dan berdoa untuk keluarga yang berduka.
Paus berbicara menyusul doa Angelus dari apartemen Kepausan di Lapangan Santo Petrus.
Selama doa Angelusnya, Paus Fransiskus mengambil bacaan Injil hari Minggu.
Dia menjelaskan bahwa perikop yang terdapat dalam Surat Ibrani: “”Marilah kita berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang terbentang di hadapan kita sambil menjaga mata kita tertuju pada Yesus”, adalah sebuah ungkapan yang harus kita tekankan terutama di Tahun Iman ini.
Paus mengatakan bahwa Yesus adalah kunci untuk hubungan yang penuh kasih dengan Allah. Dia adalah satu-satunya pengantara hubungan di antara kita dan Bapa kita di surga.
Bapa Suci kemudian mengalihkan perhatian ke perikop lain dalam liturgi hari Minggu, yang menurutnya perlu dijelaskan agar tidak menimbulkan kebingungan atau kesalahpahaman.
Paus Fransiskus  mengacu pada kata-kata yang Yesus berbicara kepada para murid-Nya “kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi? Bukan, kata-Ku kepadamu, bukan damai, melainkan pertentangan” (Luk 12:51).
“Tapi, apa artinya ini?” tanya Paus.
Dia menjelaskan bahwa “itu berarti bahwa iman bukan merupakan hiasan, tidak ada untuk menghiasi hidup Anda dengan sedikit ‘beragama.” Tidak, iman, kata Paus Fransiskus, memilih Allah sebagai pusat kehidupan seseorang, seraya menambahkan bahwa Allah tidak kosong, ia tidak netral, Allah adalah kasih.
Yesus, lanjut Paus Fransiskus  tidak ingin memisahkan orang-orang satu sama lain, sebaliknya, Yesus adalah damai kita. Tapi, dia menetapkan kriteria: hidup untuk diri sendiri, atau hidup untuk Allah.
Jadi, kata Paus, “kata Injil tidak mengizinkan penggunaan kekuatan untuk menyebarkan iman. Ini ‘justru sebaliknya:  kekuatan sejati orang Kristen adalah kekuatan kebenaran dan kasih, yang mengarah ke penolakan dari kekerasan “Iman dan kekerasan tidak dapat didamaikan”.
Pada akhir pidatonya, Bapa Suci lagi menekankan bahwa iman bukan merupakan sebuah hiasan tetapi kekuatan jiwa.
Sumber: radiovaticana.va

Uskup sedang menahbiskan Fr Benny Manurung dan Fr Paulus Silalahi OFMCap menjadi diakon ( 4 Agustus 2013 )



















Source : FB Leo Sipahutar Ofmcap


Tuesday, August 20, 2013

DOA SANTO FRANSISKUS DARI ASISI



DOA SANTO FRANSISKUS DARI ASISI

TUHAN,
Jadikanlah aku Pembawa Damai,

Bila terjadi kebencian,
jadikanlah aku Pembawa Cinta Kasih,

Bila terjadi penghinaan,
jadikanlah aku Pembawa Pengampunan,

Bila terjadi perselisihan,
jadikanlah aku Pembawa Kerukunan,

Bila terjadi kebimbangan,
jadikalh aku Pembawa Kepastian,

Bila terjadi kesesatan,
jadikanlah aku Pembawa Kebenaran,

Bila terjadi kesedihan,
jadikanlah aku Sumber Kegembiraan,

Bila terjadi kegelapan,
jadikanlah aku Pembawa Terang.

Tuhan semoga aku ingin....
Menghibur daripada Dihibur,
Memahami daripada Dipahami,
Mencintai daripada Dicintai,
sebab...
Dengan Memberi aku Menerima,
Dengan Mengampuni aku diampuni,
Dengan Mati Suci aku bangkit lagi,
Untuk Hidup Selama-lamanya....

Amin.

Monday, August 19, 2013

INDONESIA SAKING KORUPSINYA, SAMPAI DI BUAT LELUCON



INDONESIA SAKING KORUPSINYA, SAMPAI DI BUAT LELUCON
APA TIDAK MALU ?? JOKOWI RI 1 2014-2034 SIAP BRANTAS KORUPSII


Cerita Lucu - Jam Surga yang
Menentukan Tingkat Korupsi - Di depan
gerbang surga, banyak manusia yg
mengantri untuk diadili oleh Tuhan.
Sambil mengantri, manusia itu takjub
melihat di tembok gerbang surga terdapat
JAM dan label negara-negara di dunia.
Tapi ada yg aneh dari jam tersebut, setiap
negara mempunyai kecepatan putaran yg
berbeda dengan jam negara lainnya.
Melihat hal yg unik itu, salah seorang dari
mereka bertanya.
Orang Filipina : "Malaikat, kenapa tuh kok
jamnya beda-beda muternya?"
Malaikat : "Oh, kecepatan putaran itu
berdsrkan tingkat korupsi negara anda,
semakin cepat berarti semakin besar tingkat
korupsi di negara anda."
Orang Filipina : "Ooohhh begitu... (sambil
berbisik ke yg lain) emang bener kata orang,
si Estrada korupnya gila-gilaan.. Tuh jam jadi
bukti.."
Orang Thailand : "Wah brengsek! Ternyata
Somchai Wongsawat juga korupsi! Pantes
negara gue miskin!!"
Orang Singapura : "Hahahah jam negara gw
Slow bgt tuh.. Kebukti negara gw bersih dari
yg namanya korupsi..."
Orang Indonesia : (melihat sekeliling, ga
menemukan jam negaranya).
Lalu dia pun bertanya, "Malaikat, kenapa jam
negara saya ga adaaaa ??"
Malaikat : "Maaf, anda dari negara mana?"
Orang Indonesia : "Indonesia!"
Malaikat : "Sebelumnya saya minta maaf
atas ketidaksopanan ini... Coba lihat
kesana... Jam negara Anda kami pakai
sebagai kipas angin..."


Source : FB Yoshes Steffano Febripradantya

Sunday, August 18, 2013

Resep Pernikahan Bahagia



Resep Pernikahan Bahagia

Memang, beberapa pasangan sepertinya harus bekerja lebih keras dalam menjalankan pernikahan mereka dibandingkan pasangan lainnya, namun masih merupakan hal yang mungkin untuk memiliki pernikahan yang sangat bahagia. Saya menemukan 7 resep rahasia untuk menciptakan pernikahan bahagia.

1. Komunikasi

Pasangan perlu berbicara terbuka satu sama lain di dalam pernikahan agar dapat berjalan dengan baik. Jika Anda berdua menyembunyikan hal-hal satu sama lain atau tidak membicarakan apa yang mengganggu Anda, maka kecurigaan dan kemarahan cenderung dibangun di sana. Kemarahan yang terpendam dan ketidakpercayaan dapat meletus menjadi kekacauan yang buruk yang mungkin sulit untuk dibereskan.

2. Tawa

Banyak orang yang mengatakan bahwa tawa merupakan obat terbaik dan saya setuju dengan hal itu. Saya dan suami selalu menertawakan sesuatu yang terjadi di hari itu. Kami belum pernah melalui hari tanpa menertawakan sesuatu di hari itu. Terkadang sangatlah baik untuk menertawakan diri Anda sendiri. Jangan terlalu sensitif mengenai apa saja atau Anda akan menemukan bahwa diri Anda akan lebih banyak merengut dibandingkan tertawa.

3. Kepercayaan

Saling percaya satu sama lain dapat menghilangkan kemungkinan timbulnya keraguan dalam banyak bidang di dalam pernikahan, seperti masalah uang, kesetiaan, atau bahkan penilaian pada situasi tertentu. Setiap orang harus saling mempercayai satu sama lain sebelum mereka mengucapkan janji pernikahan. Sangatlah penting untuk mempertahankan tingkat kepercayaan yang tinggi sepanjang pernikahan untuk menjadikan kehidupan bersama sebagai pengalaman yang lebih menyenangkan.

4. Persahabatan

Saya pikir penting bagi pasangan menikah untuk memiliki hubungan persahabatan yang erat, serta kehidupan cinta bersama. Sebenarnya jauh lebih sulit untuk mencintai seseorang yang tidak Anda sukai, namun dengan adanya persahabatan, cinta akan semakin terbangun dengan sendirinya di dalam pernikahan.

5. Cinta

Tidak semua pernikahan dibangun di atas cinta, namun cinta dapat menjadi bahan utama untuk sebuah pernikahan yang benar-benar bahagia. Ketika Anda mengasihi satu sama lain, sangatlah mungkin untuk melakukan hal-hal yang membuat pasangan Anda merasa baik, memberikan dukungan saat diperlukan, dan melakukan hal-hal yang lahir dari hati bukan karena kewajiban.

6. Kompromi

Anda tidak harus memiliki segalanya dengan cara Anda dan pasangan Anda pun tidak perlu demikian. Selalu bersedia untuk memberi setiap saat. Pernikahan adalah hubungan yang memberi dan mendapatkan. Tidak ada alasan mengapa Anda berdua tidak dapat membuat pengorbanan saat ini dan membuat pasangan Anda bahagia. Jika saya selalu mendapatkan apa yang saya inginkan, tidak hanya akan membuat saya merasa bosan tapi juga merasa tidak enak karena merampas kebahagiaan pasangan saya.

7. Pengampunan

Jika Anda tidak bisa memaafkan satu sama lain, maka bagaimana Anda dapat mempertemukan perbedaan Anda? Argumen terjadi di antara dua pihak, tak peduli seberapa besar mereka saling mengasihi, namun pasangan seharusnya mampu saling mengampuni sebelum matahari terbenam.

Menggapai Kebahagiaan Dalam Pernikahan



Menggapai Kebahagiaan Dalam Pernikahan

Hidup, cinta dan hubungan semuanya mengalami pasang surutnya masing-masing. Meskipun Anda berharap hidup dalam keutuhan dan bahagia, Anda sesekali mungkin merasakan kekosongan dan perasaan kehilangan. Anda dapat merasakan kebahagiaan sejati di dalam hidup dan hubungan Anda saat ini dengan enam langkah menggapai hubungan yang lebih bahagia.

Penerimaan
Sebelum Anda dapat benar-benar bahagia, Anda harus terlebih dahulu menerima keberadaan Anda di dalam kehidupan dan hubungan yang Anda jalani. Daripada memfokuskan diri pada hal-hal yang tidak Anda miliki saat ini, berfokuslah pada hal-hal yang dimiliki hubungan Anda saat ini dan pencapaian apa yang telah Anda raih untuk sampai di titik ini. Hanya setelah Anda menerima keberadaan dan posisi Anda saat ini, maka Anda bisa fokus kemana Anda ingin membawa hubungan ini dan langkah apa yang akan Anda ambil untuk mencapai hal itu. Yang terpenting adalah belajarlah untuk bahagia dengan diri Anda sendiri dan dimana Anda ada saat ini.

Belajar
Ingatlah selalu bahwa Anda tidak tahu segalanya dan selalu bersedia untuk belajar lebih banyak. Menjalani sebuah pernikahan membutuhkan usaha dan kepedulian. Tak peduli apakah Anda baru menikah maupun sudah merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-50, Anda harus terus belajar “trik baru”. Teruslah belajar mengenai hal-hal baru dari pasangan Anda, hal-hal yang dapat membumbui hubungan pernikahan Anda, dan akan membawa lebih banyak kebahagiaan dan sukacita ke dalam pernikahan Anda.

Sederhanakan
Berusahalah untuk menyederhanakan hidup Anda. Kurangnya waktu dan kehadiran dapat mendatangkan tekanan dan ketegangan yang luar biasa di dalam suatu hubungan, maka kuncinya adalah dengan mengurangi hambatan demi hambatan. Evaluasi hidup Anda dalam hal tugas-tugas, biaya, atau hal lain yang menambah beban Anda dan menjauhkan Anda dari hubungan yang sehat. Sebaliknya, jadwalkan waktu setiap hari untuk diri sendiri. Sedikit waktu untuk diri sendiri dapat mempengaruhi semangat hidup Anda, membuat Anda lebih bahagia dalam hidup dan cinta. Tekanan finansial merupakan salah satu penyebab banyaknya jumlah perceraian hari-hari ini. Buatlah rencana untuk mengurangi beban keuangan seperti utang dan tagihan yang tidak penting. Tanpa adanya kekuatiran berlebih yang disebabkan ketidakstabilan keuangan, Anda akan merasa nyaman dan bahagia di dalam kehidupan dan di dalam hubungan pernikahan Anda.

Antisipasi
Setelah Anda bahagia dengan keberadaan Anda dan mulai mengupayakan masa depan yang lebih bahagia secara bersama-sama, mulailah untuk mengantisipasi dan mengharapkan masa depan tanpa menggantungkan kebahagiaan pada satu hal saja. Rangkullah harapan dan mimpi Anda dari penemuan baru akan kebahagiaan dan peganglah janji Firman Tuahn untuk terus melanjutkan kebahagiaan sepanjnag hidup Anda. Jika Anda berbahagia di dalam kehidupan Anda dan percaya kepada diri Anda serta kepada janji Firman Tuhan atas masa depan Anda, antisipasi kebahagiaan di masa depan akan menjadi kenyataan.

Menyebarkan Kebahagiaan
Di manapun Anda pergi sepanjang hidup Anda, teruslah menyebarkan kebahagiaan Anda, tidak hanya kepada pasangan Anda, tapi juga kepada teman-teman, keluarga dan orang asing sekalipun. Tidak diragukan lagi Anda pasti akan mengalami hari yang suram, namun sukacita dari suatu hubungan pernikahan adalah pasangan Anda akan selalu ada di sana untuk mengembalikan kebahagiaan itu. Saling tersenyumlah satu sama lain. Tertawa bersama. Sebarkan sukacita. Setelah Anda menyebarkan kebahagiaan satu sama lain, mulailah bergerak keluar. Tersenyumlah pada mereka yang sepertinya sedang down. Peluklah mereka yang sedang menangis. Sapalah orang asing yang berpapasan dengan Anda di trotoar. Semakin banyak kebahagiaan yang Anda bagikan, pada akhirnya Anda akan merasa lebih berbahagia.

Bersyukur
Bersyukurlah selalu atas siapa diri Anda dan apa yang Anda miliki di dalam kehidupan. Pastikan agar pasangan Anda tahu betapa bersyukurnya Anda atas kehadirannya di dalam keidupan Anda. Luagkan waktu sejenak untuk berterima kasih kepadanya atas apa yang dilakukannya bagi Anda. Berterima kasihlah atas cinta kasihnya. Bersyukurkah untuk hal-hal kecil yang seringkali Anda abaikan. Bersyukurlah untuk masa-masa sulit dan kekuatan untuk saling menopang selama melalui masa-masa itu. Peluklah satu sama lain dan bersyukurlah bahwa Anda memiliki saat ini untuk bersyukur bersama-sama.

Source : blog altarfamily.

HUBUNGAN DENGAN KELUARGA PASANGAN


HUBUNGAN DENGAN KELUARGA PASANGAN

Apa utang saya kepada keluarga mertua? Itu adalah pertanyaan yang menarik. Cara lain untuk mengatakannya adalah "Sebagai menantu, apa yang diminta dari saya? Apa saja kewajiban-kewajiban saya, entah saya menyukainya atau tidak, yang berkaitan dengan orang tua pasangan (mertua) saya?"

Katakanlah begini, sepertinya ini bukanlah hubungan yang hangat atau santai. Sepertinya, mertua Anda merupakan beban dalam hidup Anda. Di satu sisi, Anda mungkin merasa terjebak antara mencoba menyenangkan mereka (atau mencoba untuk tidak menyinggung mereka), dan di sisi lain Anda hanya ingin menjadi diri sendiri atau ingin memiliki "ruang" untuk diri Anda sendiri.

Prinsip pertama yang berlaku di sini adalah, jika Anda orang Kristen, maka Anda perlu menunjukkan karakter Kristen dengan konsisten kepada mertua -- seperti yang Anda lakukan kepada orang lain. Tindakan Anda tidak mengabaikan kenyataan apakah mertua Anda orang yang "sulit", suka mengendalikan dan memanipulasi, memiliki disfungsi secara emosi atau mental, atau tidak seiman. Hal ini mungkin menjadi tantangan yang benar-benar sulit. Masalahnya adalah mereka bukan "orang lain". Mereka memunyai hubungan genetik, sejarah, dan dinamika psikologis yang kompleks dengan pasangan Anda.

Jika Anda memunyai perbedaan pendapat dengan mertua Anda, pasangan Anda akan merasa terjebak di antara orang tuanya dan Anda. Sementara itu, Anda sendiri memunyai kewajiban kepada mertua, pasangan, dan anak-anak, jika Anda sudah memunyai anak.

Ada pepatah kuno yang mengatakan, "Good fences make good neighbors" (pagar yang baik membuat hubungan dengan tetangga juga baik), artinya lebih baik mengurusi urusan keluarga sendiri. Terapkanlah hal ini, jika Anda merasa keluarga pasangan Anda telah mengganggu kehidupan pernikahan Anda. Bersama pasangan Anda, buatlah batasan-batasan yang masuk akal; beritahukanlah hal ini, agar keluarga mertua dengan tegas dan sopan menghormati batasan-batasan Anda dan pasangan Anda.

"Hormatilah" ayah dan ibumu (Keluaran 20:12) harus diperlihatkan kepada mereka dalam bentuk kesabaran, kebaikan, kelembutan, dan rasa hormat. Hal ini juga berlaku kepada mertua. Anda bahkan mungkin tidak menyukai mereka, tetapi Anda sebaiknya memilih untuk bertindak dengan sikap yang penuh kasih kepada mereka. Sebagai contoh, Anda memutuskan untuk mengikuti tradisi mereka mencari telur Paskah, meskipun sebenarnya Anda tidak mau anak-anak Anda mengira bahwa kelinci Paskah itu benar-benar nyata. Sebisa mungkin, cobalah untuk menikmati acara keluarga, bahkan jika Anda mengikutinya dengan tetap mengingatkan anak-anak tentang makna sebenarnya dari hari besar itu.

Ketika Anda menikah, Anda juga menjadi bagian dari keluarga lain dengan serangkaian harapan mereka. Anda perlu mengenali dan menghormatinya -- dalam batasan-batasan tertentu.

Apakah batasan-batasan itu? Berikut ini tiga hal yang bukan merupakan arti dari "menghormati mertua Anda".
Menghormati mertua tidak berarti Anda harus mengubur semua perasaan, keinginan, kesenangan, dan kebutuhan Anda untuk "melakukan segala sesuatu sesuai cara mereka."
Menghormati mertua tidak berarti Anda mengizinkan mereka untuk tidak menghormati, mengendalikan, atau memanipulasi Anda demi tujuan pribadi mereka.
Menghormati mertua tidak mengharuskan Anda untuk "menaati" semua permintaan "orang tua" atau tuntutan mereka yang tidak masuk akal. Hal ini sering terjadi dalam beberapa kasus hubungan antara menantu dan mertua.
Terkadang tanggapan yang paling menunjukkan rasa hormat adalah mengatakan "tidak" dengan hati-hati tetapi tegas. Jika Anda membiarkan mertua Anda memecah belah, memanipulasi, atau mengendalikan Anda dengan diam-diam untuk menuruti permintaannya yang tidak masuk akal, emosional, dan tidak pantas, hal tersebut tidak menunjukkan kasih Kristen.

Konflik-konflik dengan mertua bertumbuh lebih rumit, ketika seorang pasangan lebih memihak kepada orang tuanya daripada pasangannya. Pasangan Anda mungkin merasa tidak berdaya atau "dikeroyok".

Masalah mertua sebenarnya tidak sebesar masalah pernikahan itu sendiri. Jika seorang pasangan masih bergantung pada orang tuanya, persoalan itu perlu dibicarakan secara langsung. Jika seorang pasangan menyalahkan mertua karena perselisihan yang mereka alami, hal ini juga perlu dibicarakan.

Jika Anda telah terlibat dalam perang dingin (atau cukup meledak-ledak) dengan mertua Anda -- dan mungkin juga dengan pasangan Anda -- tentang masalah yang rumit ini, jangan biarkan hal ini semakin menghancurkan pernikahan Anda. Lakukanlah hal-hal yang sehat dan carilah konselor Kristen

Source : blog altarfamily.

TANGGUNG JAWAB ANAK KEPADA ORANG TUA


TANGGUNG JAWAB ANAK KEPADA ORANG TUA


Salah satu dari Sepuluh Hukum Tuhan adalah "Hormatilah ayahmu dan ibumu supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu." (Keluaran 20:12)

Sebenarnya apakah makna "hormat" di sini?
Hormat berarti bersikap santun dan patuh terhadap orang tua. Di dalam hukum Taurat, tertera perintah yang mengharuskan orang Israel menjatuhkan sanksi berat (kematian) kepada anak yang mengutuki orang tuanya -- "Apabila ada seseorang yang mengutuki ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati; ia telah mengutuki ayahnya atau ibunya, maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri." (Imamat 20:9)

Hormat berarti bertanggung jawab memelihara kelangsungan hidup orang tua. Tuhan Yesus menegur orang Yahudi, yang menyelewengkan perintah Tuhan akan persembahan atas dasar ketidakrelaan memenuhi kebutuhan orang tua (Matius 15:3-6). Juga, sebelum Tuhan Yesus mati di kayu salib, Ia meminta Yohanes untuk memelihara Maria, ibu-Nya (Yohanes 19:26-27). Semua ini memperlihatkan bahwa Tuhan menginginkan kita untuk bertanggung jawab memelihara kelangsungan hidup orang tua kita.

Namun, kita juga harus memahami batas hormat kepada orang tua, sebab perintah ini diberikan bukan tanpa batas.
Kendati kita harus patuh kepada orang tua, namun kepatuhan kita tidak boleh melebihi kepatuhan kepada Tuhan sendiri. Firman Tuhan mengingatkan, "Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku." (Matius 10:37)
Walaupun keluarga jasmaniah adalah penting, namun bagi Tuhan terpenting adalah keluarga rohaniah. Pada waktu Tuhan tengah mengajar, ibu dan saudara Tuhan Yesus datang mengunjungi-Nya. Tuhan menegaskan, "Siapakah ibu-Ku dan siapakah saudara-saudara-Ku? Sebab siapa pun yang melakukan kehendak bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku... dialah ibu-Ku." (Matius 12:46-50)

Tanggung jawab kepada orang tua lebih bersifat fisik ketimbang emosional. Anak berkewajiban memelihara kelangsungan hidup orang tua ketika orang tua tidak lagi dapat memenuhi kebutuhannya. Namun, anak tidak berkewajiban membuat orang tua senang secara membabi buta; menyenangkan orang tua memunyai batasnya. Firman Tuhan mencatat, "Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya berkata kepada-Nya, 'Tuhan, izinkanlah aku pergi terlebih dahulu menguburkan ayahku.' Tetapi Yesus berkata kepadanya, 'Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka'." (Matius 8:21-22)

Setelah kita menikah, kita harus mengutamakan keluarga sendiri tanpa harus melepaskan tanggung jawab kita sebagai anak kepada orang tua. Itu sebabnya Tuhan berfirman, "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging." (Kejadian 2:24) Harus ada sebuah tindak pemisahan dan prioritas, sehingga keluarga yang baru dapat berdiri dengan mandiri.

[Sama halnya dengan menghormati orang tua kita, kita pun semestinya menghormati mertua kita. Mereka adalah orang tua kita juga].

Source : blog altarfamily.

ORANG TUAKU, ORANG TUAMU, DAN KITA


ORANG TUAKU, ORANG TUAMU, DAN KITA

Pernikahan tidak hanya menyatukan dua pribadi saja -- laki-laki dan perempuan. Lebih dari itu, pernikahan adalah penyatuan dua keluarga, dari pihak laki-laki dan pihak perempuan. Bagaimana caranya agar pasangan suami-istri bisa berkomunikasi dan beradaptasi dengan keluarga pasangannya, terkhusus dengan mertua mereka?

Pengalaman dan hubungan yang terjadi pada masa lalu dapat memengaruhi kehidupan kita sekarang dan yang akan datang. Hubungan lama Anda dengan orang tua, dan hubungan baru Anda dengan mertua pasti berdampak pada pernikahan Anda. Namun demikian, Anda masih dapat membangun hubungan yang positif dan sehat dengan mertua maupun orang tua Anda. Karena itu, mari kita teliti hal-hal yang dapat menjadi sumber konflik dan bagaimana mewujudkan keharmonisan dalam pernikahan.

Kebiasaan, tradisi, serta gaya hidup seseorang dan keluarganya biasanya memengaruhi kehidupan pernikahannya. Jadi, siapa yang harus menyesuaikan diri? Tradisi keluarga siapa yang harus diikuti? Apakah setiap pasangan yang baru menikah, harus selalu memakai kebiasaan keluarga orang tua mereka yang sudah membudaya itu? Atau mungkinkah mereka mengembangkan kebiasaan sendiri? Jika Anda selalu mengunjungi keluarga istri pada hari Natal, apa yang akan terjadi jika sekali waktu Anda ingin mengunjungi orang tua Anda sendiri atau sahabat Anda? Apa yang terjadi jika Anda menyarankan suatu perubahan? Hal-hal ini tampaknya sepele, namun dapat menjadi masalah besar jika menyangkut tradisi keluarga. Dapatkah kita berkata bahwa tradisi suatu keluarga "benar" dan lainnya "salah"? Bagaimana menyampaikan kepada orang tua atau mertua, bahwa Anda ingin mengubah beberapa kebiasaan mereka dan memulai sesuatu yang baru?

Salah satu masalah yang banyak dijumpai dalam konseling pernikahan adalah konflik dengan mertua, yang banyak menimbulkan luka, kepahitan, dan kesalahpahaman. Tak jarang seseorang merasa terperangkap di tengah, antara orang tua dan pasangannya. Terkadang salah satu atau keduanya, belum benar-benar meninggalkan rumah orang tuanya secara psikologis. Bagi mereka yang telah menikah, hal utama yang seharusnya mereka lakukan adalah mendukung pasangannya, bukan orang tuanya!

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi komunikasi suami-istri dalam hubungannya dengan mertua.
Kesenjangan usia antara suami-istri dan orang tua mungkin dapat menjadi sumber konflik. Pasangan yang belum pernah berpisah dengan orang tua sebelum menikah, entah untuk studi atau hal lain, biasanya mengalami masalah penyesuaian diri. Pada saat yang sama, ia dituntut untuk belajar menyesuaikan diri dengan orang lain dalam ikatan pernikahan.
Orang tua ingin selalu diperhatikan. Saat anak-anak masih kecil, orang tua jarang meminta pendapat anak. Akan tetapi, setelah mereka menikah, orang tua ingin berkomunikasi dengan anak-anaknya sebagai sesama orang dewasa. Sayangnya, ada juga orang tua yang menuntut perhatian lebih dari anak-anak mereka. Alasannya ada banyak, misalnya penghasilan yang menurun, merasa kurang diperhatikan, penyakit-penyakit kronis, atau usia yang sudah sangat tua.

Urutan kelahiran anak. Misalnya, anak sulung yang menikah dengan anak bungsu. Perbedaan urutan kelahiran dan harapan dari orang tua/mertua, bisa memengaruhi pernikahan Anda. Orang tua anak bungsu mungkin merasa agak berat melepas anak terakhirnya, dan orang tua anak sulung mungkin menaruh harapan yang cukup tinggi pada menantunya ini.

Pasangan dan orang tua memiliki harapan yang kurang realistis mengenai hubungan di antara mereka. Orang tua mungkin membayangkan hubungan yang dekat dan terus-menerus dengan menantu mereka. Mereka menganggap dapat berakhir pekan bersama, saling menelepon setiap 3 hari, dan merayakan Natal/acara lain bersama-sama. Mereka juga merasa yakin bahwa pasangan muda tidak akan bertempat tinggal lebih dari 9 kilometer dari rumah mereka, sehingga mereka tetap dapat menjenguk cucu-cucu mereka. Bahkan, ada yang berharap memiliki sedikitnya empat cucu, dan cucu pertama harus lahir dalam dua tahun pertama! Namun, bagaimana bila Anda memunyai rencana lain? Bagaimana bila Anda berencana tidak memunyai anak dulu atau bertempat tinggal di luar kota, dan hanya sebulan sekali menulis surat kepada mereka? Semua harapan seperti ini sebaiknya didiskusikan secara terbuka sedini mungkin.

Perbedaan latar belakang keluarga. Misalnya, yang satu dari keluarga yang hangat dan terbuka, sementara yang lain tidak. Orang yang berasal dari keluarga yang dingin dan tertutup, mungkin tidak mau membina hubungan akrab dengan keluarga mertuanya. Demikian pula sebaliknya, orang yang hanya sedikit atau bahkan tidak pernah merasakan kehangatan dan keterbukaan dalam keluarganya, mungkin merindukan hubungan yang akrab dengan keluarga mertuanya. Orang yang berasal dari keluarga yang hangat, mungkin ingin keluar dari keadaan itu!
Pilihan tempat tinggal sang pengantin baru. Hal ini dapat memengaruhi hubungan mereka dengan mertua. Pasangan yang tinggal bersama orang tua, rentan terhadap masalah. Pasangan muda tidak akan merasa bebas dalam banyak hal. Sang istri, terutama akan merasa tidak menjadi bagian di rumah ibu mertuanya. Jika pasangan itu tinggal bersama salah satu orang tua, orang tua yang lain mungkin akan cemburu dan ingin turut "mengendalikan" anak mereka.

Gaya hidup dan tujuan yang hendak dicapai pasangan dan orang tua mereka. Orang tua yang makmur dan giat bekerja, sering kali sulit mengikuti standar hidup yang berbeda dari pasangan itu. Masalah akan bertambah parah jika pasangan itu selalu mengkritik standar hidup orang tua mereka.
Masalah lainnya adalah kakek-nenek dan cucu. Sebagian orang tua sangat ingin segera menjadi kakek-nenek, lalu dengan cara sendiri mendesak pasangan itu untuk "memproduksi" anak. Sebagian lagi mungkin tidak suka menjadi kakek-nenek karena membuat mereka merasa tua. Jika anak yang lahir ternyata tidak seperti yang diinginkan kakek-neneknya, mungkin masalah jenis kelamin atau perilaku yang tidak sesuai, konflik pun mulai muncul. Masalah lain yang sering timbul adalah mengenai perlakuan kakek-nenek terhadap cucunya ketika mereka berkunjung. Kakek-nenek biasanya sangat memanjakan cucunya, membuat para orang tua lebih sulit mendisiplin mereka bila kembali ke rumah. Ini bisa membuat sang cucu lebih menyukai kakek-nenek yang satu dan kurang menyukai yang lain, lebih ingin bersama kakek-nenek yang satu daripada yang lain.

Berikut ini beberapa contoh kesulitan menyesuaikan diri yang biasa terjadi.

Kasus 1.
Seorang suami mengkritik cara istrinya mengatur rumah tangga. Ia terus memberitahu bagaimana ibunya melakukan hal itu dan memakai contoh ibunya sebagai patokan. Atau, seorang istri terus membicarakan hubungannya dengan ayahnya sebagai model perlakuan seorang ayah terhadap anak-anaknya.

Kasus 2.
Orang tua John terus mencela John dan istrinya. Mereka memberikan pendapat dalam segala hal, terutama dalam hal mendidik anak. Komentar-komentar yang tidak diminta ini mulai mengganggu John dan istrinya. Bagaimana mereka dapat mengemukakan masalah ini dengan bijaksana kepada orang tua John?

Kasus 3.
Orang tua Harry sangat penuntut dan menggunakan segala cara untuk mencapainya. Mereka ingin diperhatikan dan punya banyak harapan terhadap waktu yang dimiliki Harry dan Tina. Jika tidak mendapatkan yang mereka inginkan, mereka berusaha membuat Harry dan Tina merasa bersalah.

Kasus 4.
Seorang suami berkata, "Setiap tahun kami menghabiskan liburan bersama orang tua istri saya. Kami melakukan hal yang sama selama 8 tahun! Hal itu sama sekali bukan pengalaman yang menyenangkan untuk saya. Saya merasa terpojok, tetapi apa yang dapat kami perbuat? Mereka selalu mengharapkan kedatangan kami! Saya lebih suka pergi ke bagian lain dari negara ini."

Kasus 5.
Masalah lain yang biasa terjadi adalah orang tua yang merasa harus tahu keadaan anak mereka setiap hari. Sebagai contoh, seorang istri benar-benar sangat terganggu dengan perhatian yang berlebihan dari ibu mertuanya. Setiap hari, sang ibu menelepon dan ingin tahu pekerjaan anak laki-lakinya -- apakah berat badannya naik atau turun, apakah makanannya cukup terjamin gizinya, apakah ia sudah berhenti merokok, dan sebagainya. Dalam situasi ini si ibu mertua perlu menghentikan kebiasaannya menelepon, agar si istri merasa lebih baik.

Berikut beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah yang diuraikan dalam kelima kasus di atas.

Kasus 1.
Istri yang dibandingkan dengan mertuanya, dalam hal memasak (atau mengatur rumah tangga, mengemudi, menyetrika, dll.) mungkin berkata demikian, "Sayang, satu hal yang sangat saya hargai dan membuat saya senang adalah jika saya tahu kamu menyukai masakan saya. Saya merasa tidak enak, setiap kali mendengar kamu bicara tentang masakan ibumu. Saya ingin mengembangkan keterampilan dalam hal memasak, tetapi saya butuh masukan positif."
Atau, sang suami dapat berkata, "Sayang, saya sangat menghargai jika kamu memberitahu saat saya telah melakukan sesuatu yang menolongmu menghadapi anak-anak. Saya patah semangat jika selalu mendengar bagaimana ayahmu memperlakukanmu ketika kamu masih kecil." Kedua pernyataan ini mengandung komentar positif dan merupakan cara yang tepat untuk saling menyampaikan keluhan dan keprihatinan.

Kasus 2.
Ini merupakan situasi yang sulit dan kebanyakan kita lebih suka menghindarinya. Kita takut menghadapi akibatnya, meski kita tidak menyukai kritik yang terus-menerus. Kita khawatir akan timbul luka dan kemarahan jika menentang orang tua kita. Namun ingatlah, Anda menyatakan keberatan karena memerhatikan mereka dan ingin membina hubungan yang baik. Jika Anda hanya diam dan tak pernah meminta mereka berubah, hubungan yang baik akan hancur.

Kasus 3.
Inilah percakapan yang terjadi antara Harry dan ibunya. Respons Harry mungkin sangat berbeda dengan Anda, tetapi ketegasan dan kewajaran responsnya benar-benar efektif.
Ibu: Halo Harry, ini Ibu.
Harry: Halo Bu, apa kabar?
Ibu: Oh, baik-baik saja kukira (sambil menarik napas).
Harry: Baiklah, tetapi mengapa ibu menarik napas?
Ibu: Oh, ya, Ibu kira semuanya tidak berjalan terlalu baik. Ngomong-ngomong, apa kamu akan datang malam minggu ini? Ibu kangen. Kamu tahu, sudah berminggu-minggu kamu dan Tina tidak ke sini.
Harry: Maaf jika Ibu merasa tidak enak. Kami tak dapat datang minggu ini. Ada hal lain yang sudah kami rencanakan.
Ibu: Adakah yang lebih penting daripada mengunjungi Ayah dan Ibumu? Apakah kami tak ada artinya lagi bagimu?
Harry: Saya mengerti kalau Ibu ingin bertemu dengan kami. Ibu sangat berarti bagi kami. Tetapi kami tak dapat datang pada akhir minggu ini.
Ibu: Kami kecewa karena kami yakin kamu bisa datang dan Ibu sudah memasak makanan kesukaanmu untuk makan malam kita bersama. Tidakkah kamu tahu?
Harry: Tidak, Bu, saya tidak tahu.
Ibu: Aku dan Ayahmu benar-benar kecewa. Kami sangat mengharapkan kedatangan kalian. Kami sudah membeli ayam untukmu.
Harry: Saya tahu Ibu sangat kecewa, tetapi kami benar-benar tak dapat datang minggu ini.
Ibu: Saudara-saudaramu yang lain selalu mengunjungi kami. Bahkan kami tak perlu memintanya!
Harry: Benar, Bu. Mereka memang lebih sering datang, dan saya yakin sudah cukup banyak yang menemani mereka. Kami akan coba merencanakan hal seperti itu lain kali.
Ibu: Seorang anak Kristen yang baik seharusnya sering menengok orang tuanya.
Harry: Apakah karena saya tak dapat datang, lalu saya menjadi anak Kristen yang tidak baik?
Ibu: Jika kamu sungguh mengasihi dan memerhatikan kami, tentu kamu akan berusaha mengunjungi kami.
Harry: Apakah kalau saya tidak dapat menengok Ayah dan Ibu dalam minggu ini, berarti saya tidak mengasihi kalian?
Ibu: Kelihatannya begitu karena kalau kamu mau, kamu tentu bisa ke sini.
Harry: Ibu, saya tidak bisa datang tidak berarti saya tidak lagi memerhatikan kalian. Saya mengasihi Ibu dan Ayah. Tetapi kali ini kami benar-benar tidak bisa datang. Saya yakin semua yang sudah disiapkan, dapat tetap digunakan atau Ibu dapat menyimpannya untuk lain kali. Saya akan membicarakannya dengan Tina, dan melihat jadwal kami untuk menentukan kapan kita dapat berkumpul bersama lagi.
Kasus 4.
Berlibur dengan mertua dapat menimbulkan masalah. Sang menantu dapat dibuat jengkel dan pulang dengan kecewa setelah cukup lama bersama mertua. Salah satu pemecahan yang dapat dilakukan adalah mencari kegiatan lain yang menyenangkan, sementara pasangannya mengunjungi keluarganya seorang diri. Saran ini mungkin bertentangan dengan yang biasa diajarkan atau yang dianggap benar. Tetapi, jika tinggal cukup lama dengan mertua membuat hubungan tidak menjadi lebih baik dan tidak berdampak positif terhadap pernikahan, mungkin inilah satu-satunya jalan keluar. Saya tidak menyarankan Anda untuk tidak mengunjungi mertua Anda. Tetapi, banyak pasangan lebih nyaman bila tidak harus terlalu sering mengunjungi mertua.

Jalan keluar lainnya adalah dengan mempersingkat waktu berkunjung. Jika salah seorang ingin mengunjungi orang tuanya selama sebulan, sementara pasangannya merasa waktu itu terlalu lama, mereka dapat mengadakan kesepakatan. Ubahlah waktu berkunjung menjadi hanya 2 minggu. Mungkin ada baiknya bila Anda tidak selalu mengunjungi orang tua atau mertua setiap liburan. Hal ini akan menyulitkan Anda sendiri jika kelak ingin mengubahnya, atau jika ingin menikmati acara liburan yang lain.

Kasus 5.
Orang tua yang terus-menerus menghubungi anak-anak mereka yang sudah menikah, mengisyaratkan adanya kebutuhan tertentu dalam diri mereka: kesepian, mengontrol, kebutuhan untuk merasa dibutuhkan, dll.. Suami dan istri harus sepakat dalam mengatasi masalah ini. Mereka dapat menetapkan tujuan dan kemudian menyampaikan tujuan ini kepada sang ibu: "Bu, kami senang Ibu menelepon, tetapi sebetulnya tidak perlu setiap hari. Mengapa kita tidak mengatur jadwal kontak seperti ini: Jika kami butuh sesuatu atau ada yang penting, kami pasti menelepon Ibu. Kami ingin Ibu juga punya kesempatan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, tidak hanya bergantung pada kami. Bukankah Ibu selalu mengundang kami makan malam bersama pada hari Minggu? Bagaimana kalau Ibu bertemu kami pada hari Minggu dan menelepon kami hanya pada hari Rabu? Dengan demikian kita tetap berhubungan secara teratur. Tetapi kalau ada hal yang sangat penting, Ibu dapat menelepon kami setiap saat."

Diringkas dari:
Judul asli buku: More Communication: Keys for Your Marriage
Judul buku terjemahan: Lanjutan Komunikasi: Kunci Pernikahan Bahagia
Judul bab: Orangtuaku, Orangtuamu, dan Kita
Penulis: H. Norman Wright
Penerjemah: Okdriati Handoyo
Penerbit: Yayasan Gloria, Yogyakarta 1998
Halaman: 210 -- 222



Apakah Ada Panduan Seks di Alkitab?


Apakah Ada Panduan Seks di Alkitab?

Ketika sampai pada pembicaraan seks, kebanyakan pasangan menikah hanya melakukan apa yang benar menurut mereka. Jika mereka sudah merasa cukup puas, merasakan kesenangan, kedekatan dan klimaks, maka itulah yang akan mereka lakukan. Namun, beberapa orang merasa bersalah karena bertanya-tanya apakah yang mereka lakukan berdosa atau tidak.

Banyak pasangan memiliki berbagai pertanyaan seputar ini, namun sayangnya gereja ketika berbicara tentang seks, mereka biasanya merasa tabu atau malu. Mereka pikir seks bukanlah sesuatu yang rohani yang patut dibicarakan di gereja. Pemikiran yang sangat salah! Seks adalah sesuatu yang rohani, kudus dan merupakan ide Allah sendiri.

Tapi apakah ada daftar kegiatan seksual yang dikategorikan “dosa” dan “kudus”?
Apakah semua orang setuju dengan daftar ini?
Mungkin jawabannya adalah antara ya dan tidak. Tentu saja kita ingin ada panduan yang jelas apa yang boleh dilakukan dan tidak, namun dalam pemahaman Kristen, hal ini tidak ada. Satu-satunya dasar penyaring antara yang boleh dan tidak boleh adalah Alkitab. Namun ada beberapa hal yang harus kita garis bawahi disini:

Pertama,
Alkitab bukanlah buku manual untuk teknik bercinta. Mungkin Anda pernah mendengar orang berkata bahwa kitab Kidung Agung menggambarkan kegiatan seksual, itu tidak benar. Kidung Agung adalah kumpulan syair lagu cinta yang menggambarkan sukacita sebuah hubungan intim. Jadi Alkitab tidak menggambarkan secara spesifik seperti apa kegiatan seksual itu.

Kedua,
Alkitab menekankan beberapa prilaku seksual tertentu yang dilarang. Diantaranya adalah perzinahan, melakukan hubungan seksual dengan pribadi yang bukan pasangan Anda. Hubungan seks sebelum pernikahan juga suatu kekejian di hadapan Tuhan karena telah menodai kudusnya hubungan seksual. Karena pada dasarnya hubungan seksual Tuhan ciptakan untuk menciptakan keintiman dalam pernikahan.

Selain itu Alkitab juga mencatat beberapa praktek seksual yang dianggap kekejian di hadapan Tuhan (Imamat 18; Roma 1:21-32; 1 Tesalonika 4:1-8 dan 1 Korintus 6:12-20).

Namun diluar itu, ada banyak kegiatan seksual antara suami istri yang tidak dituliskan dalam Alkitab (seperti pornografi, alat pemuas seksual dan banyak hal lainnya). Jadi bagaimana kita bisa menemukan jawabannya? Cara terbaiknya adalah dengan menemukan prinsip-prinsip yang telah Tuhan tetapkan bagi pasangan suami istri.

Source : blog altarfamily.

Mengetahui Dia Bukan Pasangan Yang Tepat.


Mengetahui Dia Bukan Pasangan Yang Tepat.

Tidak ada yang lebih buruk daripada menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk berinvestasi dalam suatu hubungan hanya untuk mencari tahu bahwa dia bukanlah pasangan yang tepat bagi Anda. Gunakan petunjuk berikut untuk menemukan bahwa pasangan Anda saat ini merupakan orang yang tepat.
Berikut adalah 6 cara untuk mengetahui jika ia adalah ‘orang yang salah’:

1. Ia Membenci Keluarga Anda

Apakah Anda benar-benar ingin menghabiskan hidup Anda dengan seseorang yang tidak tahan berada di sekitar keluarga Anda? Sangatlah penting untuk pasangan Anda bergaul dengan keluarga Anda dan keluarga Anda pun dapat menerima dirinya sebagaimana ia adanya. Jika mereka tidak cocok, Anda mungkin harus mempertimbangkan hubungan Anda kembali. Di atas semuanya, bukankah keluarga berlaku untuk selamanya?

2. Sahabat Anda Tidak Menyukainya

Sahabat Anda jauh lebih mengenal Anda dibandingkan siapapun. Jika mereka berpikir bahwa ia bukanlah pasangan yang tepat bagi Anda, kemungkinan besar mereka memang benar. Dengarkan pendapat mereka dan masukkan nasehat mereka di dalam hati. Tanyakan kenapa mereka tidak menyukai pasangan Anda dan dengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang mereka katakan. Tentu dengarkan Sahabat yang memiliki Kedewasaan rohani sesuai Standar Firman Tuhan, bukan Kedewasaan duniawi yg sekedar enak didengar atau sepertinya meyakinkan.

3. Anda Tidak Memiliki Kesamaan

Dibutuhkan lebih dari hanya sekedar cinta untuk membangun masa depan. Jika Anda tidak memiliki ketertarikan yang sama, apa yang akan terjadi dalam beberapa tahun ketika gairah cinta Anda mulai menurun? Anda memerlukan beberapa kesamaan untuk mempertahankan hubungan, seperti ketertarikan yang sama terhadap buku, musik atau olahraga.

4. Semua Minat Anda Sama

Memiliki beberapa minat yang sama adalah baik, namun penting untuk memiliki keseimbangan. Jika segala hal yang Anda sukai sama dengannya, segala hal bisa membosankan. Beberapa perbedaan akan menjaga cinta tetap hangat! "Ingatlah, bertentangan itu menarik!"

5. Tidak Ada Chemistry

Saat Anda berada didekatnya, apakah Anda merasakan bunga api? Jika tidak, Anda harus memikirkan kembali sebelum Anda melangkah masuk ke dalam komitmen. Hubungan lebih dari hanya sekedar perasaan sesaat, namun ada chemistry dapat membuat hubungan berlangsung lama.

6. Anda Memiliki Tujuan Yang Berbeda Untuk Masa Depan

Dapatkah Anda berkompromi? Atau apakah rencana masa depan Anda terlalu jauh berbeda? Pastikan Anda berdua menginginkan hal yang sama bagi masa depan Anda jika Anda ingin hubungan ini tetap berlangsung untuk jangka panjang.

Keenam petunjuk ini bisa saja mengungkapkan bahwa si dia bukanlah orang yang tepat bagi Anda. Luangkan waktu untuk memikirkan hal ini.. 
Yesus pun telah memberikan banyak petunjuk bagi kita dalam mencari pasangan hidup. SO, LET'S PRAY and BE WISE..

Source : blog altarfamily.


BERKENCAN



BERKENCAN

Bagaimana seharusnya sikap saya tentang berkencan?
[1] Ada orang Kristen yang berpikir bahwa berkencan dengan orang yang belum percaya merupakan tindakan yang bodoh, karena berkencan itu dapat menjurus kepada pernikahan. Selain itu, orang yang belum percaya, cenderung memiliki standar-standar moral yang lebih rendah daripada yang diinginkan Allah bagi Anda. Silakan Anda memutuskan sendiri persoalan ini, tetapi camkanlah hal-hal yang berikut ini.

Alasan-alasan yang baik untuk berkencan :
Untuk mengembangkan keterampilan bergaul (komunikasi, kepekaan, dsb.).
Untuk mendapatkan waktu yang menyenangkan.
Untuk menikmati pribadi lain -- yaitu seluruh kepribadiannya.
Untuk dapat menikmati perasaan, bahwa Anda sepenuhnya diterima dengan sungguh-sungguh oleh seseorang.
Untuk bertumbuh di dalam Kristus melalui persekutuan dengan seorang lain yang seiman.

Alasan-alasan yang buruk untuk berkencan :
Untuk dapat mengesankan orang yang diajak berkencan atau mengesankan orang lain.
Untuk mendapatkan kepuasan seksual.
Untuk membangun keakuan Anda.
Untuk membuat supaya orang lain itu memenuhi berbagai kebutuhan Anda.

Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk mengendalikan kelakuan.
Apakah motif saya ini untuk memuaskan diri ataukah untuk menghormati orang ini?
Apakah saya memperlakukan orang ini sebagai suatu ciptaan Allah yang berharga, yang memunyai perasaan-perasaan dan tujuan yang kekal?
Apakah hubungan ini menolong saya untuk mengenal diri saya dan Kristus lebih baik?
Apakah orang ini mendorong saya untuk menaati Allah?
Apakah saya melakukan ini oleh karena tekanan-tekanan dari orang tua, kawan-kawan, atau teman berkencan saya?
Apakah saya sedang berusaha membuat orang ini memenuhi kebutuhan-kebutuhan, yang seharusnya dipenuhi oleh Allah?

Tanggung Jawab Wanita
Wanita biasanya lebih verbal daripada pria. Anda dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan teman kencan Anda dengan membuat aman bagi sang pria untuk berkomunikasi (misalnya, tidak memanipulasinya dengan apa yang Anda dengar tentang dia), bersikap terbuka, mau mendengarkan, dan mengajukan banyak pertanyaan yang baik.

Anda harus mengekang kekuatan Anda untuk memikat dia dengan kata-kata, kerlingan mata, pakaian, dan gerak-gerik Anda. Anda akan mengkhianati kasih, apabila Anda menggoda seorang pria untuk merangsang hawa nafsunya, atau memakai daya pesona Anda untuk memanipulasi dia.

Tanggung Jawab Pria
Ambillah tanggung jawab untuk kepemimpinan rohani tanpa bersikap suka menguasai. Pikirkanlah selalu akan kesejahteraan teman kencan Anda. Rencanakanlah bersama-sama waktu berkencan Anda, dan janganlah mendesak teman kencan Anda ke dalam situasi-situasi yang membuatnya harus berkompromi atau yang membuatnya terganggu.

Belajarlah untuk berkomunikasi dengan kata-kata dan bukannya dengan sentuhan. Putuskanlah untuk mengambil risiko, dengan mengungkapkan pemikiran dan perasaan Anda yang sebenarnya. Keterbukaan ini harus sedikit demi sedikit, untuk melihat apakah Anda dapat memercayai wanita ini. Janganlah terlibat dengan seseorang yang tidak dapat Anda percayai dengan pemikiran-pemikiran pribadi Anda, sekalipun Anda merasa wanita itu sangat menarik.

Kekanglah keinginan Anda untuk menguasai. Janganlah membuat wanita itu beranggapan bahwa Anda lebih terikat secara emosi daripada keadaan Anda yang sebenarnya. Janganlah menyalahgunakan kebutuhannya akan kasih menjadi sesuatu yang merugikan dia.

Catatan: [1] Disadur berdasarkan buku Stacy and Paula Rinehart, Choices: Finding God's Way in Dating, Sex, Singleness, and Marriage (Colorado Springs, Colo.: NavPress, 1982), halaman 29-85.

Diambil dari:
Judul asli buku: A Compact Guide to the Christian Life
Judul buku: Kompas Kehidupan Kristen
Judul bab: Kehidupan di dalam Dunia
Judul artikel: Berkencan
Penulis: K.C. Hinckley
Penerjemah: Gerrit J. Tiendas
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung
Halaman: 175 -- 177

BERPACARAN DENGAN SIAPA?



BERPACARAN DENGAN SIAPA?

Salah satu masalah yang sering dihadapi anak-anak Tuhan dewasa ini adalah keterbatasan pilihan pasangan hidup. Pada umumnya, mencari orang seiman dan sepadan tidaklah mudah. Kadang, kita menemukan yang seiman namun tidak sepadan; atau kadang menemukan yang sepadan tetapi tidak seiman. Apakah yang mesti dilakukan dalam kondisi seperti ini? Berikut akan dipaparkan beberapa masukan sebagai panduan menghadapi masalah ini.


Kita tidak boleh berkompromi dalam hal yang paling penting, yakni mencari yang pasangan seiman. Kita mungkin sepadan alias cocok, namun bila tidak seiman, pernikahan kita tidaklah berkenan di hadapan Tuhan. Firman Tuhan dalam 1 Korintus 7:39 dengan jelas mengatakan, "... ia bebas menikah dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya." Juga 2 Korintus 6:14 menegaskan, "Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya."

Kita tidak boleh berkompromi dalam hal yang paling penting lainnya, yakni mencari pasangan yang sepadan. Ingat, pernikahan tidak dibangun di atas kesamaan iman saja, tetapi juga di atas kecocokan atau kesepadanan. Janganlah menggampangkan dengan berkata bahwa selama seiman, maka segala masalah akan dapat diselesaikan. Mungkin saja akan dapat diselesaikan, namun ketidaksepadanan tetap akan menyulitkan penyesuaian.


Bila dua prasyarat ini terpenuhi, faktor lainnya dapat dikompromikan. Misalnya, kriteria seberapa cantik dan tampan, tingkat pendidikan, suku, kemapanan ekonomi, warna kulit, dan penampilan fisik lainnya, semua ini adalah faktor yang terbuka untuk dipertimbangkan ulang. Meskipun semua ini dapat dipertimbangkan ulang, tetap satu pertanyaan yang mesti diajukan kepada diri sendiri adalah, "Dapatkah saya tinggal bersamanya dan terus menghormati, serta mencintainya seumur hidup?" Dengan kata lain, sekali kita menerimanya, kita tidak boleh lagi membangkit-bangkitkan faktor yang tidak ada pada dirinya. Ingat, menerima berarti tidak menuntutnya lagi.


Boleh melihat, namun sebaiknya jangan mencari-cari pasangan hidup. Silakan bergabung dengan kelompok lajang agar dapat berkenalan, namun janganlah sampai kita terlalu menggebu-gebu dalam mencari pasangan hidup. Pada umumnya, kita tidak suka dengan orang yang terlihat jelas tengah mencari-cari jodoh. Kita ingin diperlakukan sebagai manusia yang utuh dan bernilai; kita menuntut orang untuk berkenalan dan menyukai kita atas dasar keberadaan diri kita, bukan atas dasar kebutuhannya mencari pasangan hidup.

Sebaiknya, jangan mencari-cari pasangan lewat jaringan luar (online). Dewasa ini ada biro jasa perjodohan yang mencoba memasangkan orang secara jaringan luar. Masalahnya, mencari pasangan hidup tidaklah sama dengan mencari buku lewat jaringan luar. Bahkan dalam membeli buku pun, kalau kita membelinya lewat jaringan luar, salah satu kerugian terbesarnya adalah kita tidak tahu isinya. Demikian pula dengan mencari pasangan hidup. Perkenalan lewat jaringan luar tidaklah sama dengan perkenalan lewat interaksi langsung. Untuk urusan sepenting pernikahan, lakukanlah dengan cara yang tradisional namun terbukti ampuh, yakni perkenalan langsung.


Kita mesti mengingat bahwa hidup tidak hanya terdiri dari pernikahan dan kita pun tidak hidup hanya untuk menikah. Firman Tuhan mengingatkan, "Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka." (2 Korintus 5:15) Kita hidup untuk Kristus; oleh karena itu yang terpenting adalah melakukan pekerjaan-Nya selama kita hidup. Setelah kita menyenangkan hati Kristus, biarlah kita menyerahkan hidup kepada-Nya, termasuk hal perjodohan ini.

Source : blog altarfamily.

MENERIMA NASIHAT



MENERIMA NASIHAT

Kitab Amsal menekankan pentingnya mendengarkan nasihat dalam keputusan-keputusan penting. Kitab Amsal disusun sebagai kitab nasihat dari orang tua atau orang berhikmat kepada anaknya, baik laki-laki maupun perempuan, atau orang muda lainnya (Amsal 1:8, 10; 2:1; 3:1; dll.). Perlunya mencari dan mendengarkan pertimbangan atau nasihat yang bijak dalam beberapa cara merupakan satu-satunya pesan dalam kitab itu. Sebaliknya, mengabaikan nasihat orang berhikmat adalah hal yang sangat berdosa (Amsal 1:22-27).

Orang yang mencari nasihat dikontraskan dengan mereka yang menolak nasihat. "Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak." (Amsal 12:15) "Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran, tetapi mereka yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat." (Amsal 13:10)

Kitab Amsal secara konsisten menghargai upaya pencarian nasihat dalam membuat keputusan. "Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana kalau penasihat banyak." (Amsal 15:22) "Jikalau tidak ada pimpinan, jatuhlah bangsa, tetapi jikalau penasihat banyak, keselamatan ada." (Amsal 11:14) "Rancangan terlaksana oleh pertimbangan, sebab itu berperanglah dengan siasat." (Amsal 20:18) "Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan." (Amsal 19:20)

Tradisi mencari pertimbangan, berlanjut dalam gereja Perjanjian Baru ketika Paulus mengangkat penatua-penatua di setiap kota. Tidak ada orang yang cukup dengan dirinya sendiri. Setiap orang memerlukan orang lain yang dapat berada di sisinya untuk menghibur, menegur, menguatkan, atau menasihati. Kedua belas rasul saling menundukkan diri satu sama lain dalam semua keputusan penting. Kita juga diberi teladan Paulus ketika ia pergi ke Yerusalem untuk meneguhkan Injil yang diberitakannya, walaupun ia sudah diajar secara langsung oleh Allah (Galatia 2:1-10). Ketika terjadi suatu perselisihan, para rasul dan penatua berkumpul di Yerusalem, dan merundingkannya sesuai dengan firman Allah (Kisah Para Rasul 15:1-21). Paulus mengimbau para wanita yang lebih tua untuk mengajar para wanita yang lebih muda (Titus 2:3). Petrus memberi tahu para pria yang lebih muda agar mendengarkan dan menghormati pria-pria yang lebih tua (1 Petrus 5:5).

Menolak mencari nasihat merupakan wabah dalam kebudayaan kita, khususnya di kalangan kaum pria. Padahal, jika kita menolak mengakui bahwa kita tersesat saat hal itu jelas terjadi, bagaimana mungkin kita akan belajar mengakui saat kita benar-benar membutuhkan pertolongan, dalam keputusan yang memengaruhi banyak orang lain secara mendalam?!

Syukur kepada Allah bahwa kita memiliki satu Guru, yaitu Roh Kudus, Sang Pengilham Agung, yang di bawah kepemimpinan Kristus memuridkan kita dalam hikmat yang berasal dari atas. Ia lebih daripada sekadar pasangan bagi kebodohan kecongkakan kita, pada saat kita terlalu sombong untuk meminta tolong. Ia lebih daripada sekadar setara dengan ketidakpercayaan kita, pada saat kita terlalu takut untuk meminta pertolongan. Allah itu "ajaib dalam keputusan dan agung dalam kebijaksanaan." (Yesaya 28:29) Sementara itu, Yesaya 11:2 menggambarkan Mesias dalam bahasa seperti berikut: "Roh TUHAN akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan TUHAN."

Terkait dengan Allah, berarti mengenakan karakter-Nya saat Allah mengerjakan segala sesuatu bersama-sama untuk tujuan tersebut (Roma 8:28-29). Saya sangat dikuatkan oleh dampak yang telah Kristus kerjakan dalam kehidupan banyak orang -- termasuk pria! Mereka telah merendahkan diri di hadapan Allah, dan menemukan bahwa sungguh mudah (bahkan menjadi kesukaan) untuk meminta pertolongan dari saudara-saudari di dalam Kristus. Mereka mulai mencerminkan hikmat yang ada pada orang-orang, yang suatu hari kelak akan menghakimi dunia dan semua malaikat (1 Korintus 6:2).

Setiap kita, pria maupun wanita, seharusnya mencari nasihat dalam keputusan penting. Kita memerlukan nasihat saat kita begitu meyakini suatu keputusan. Bagi orang bodoh, kebanyakan keputusan yang bodoh adalah "jelas". Kita memerlukan nasihat dalam keputusan yang membingungkan, karena hal itu belum jelas bagi kita. Para orang tua, guru, majikan, penatua, pendeta, kakek-nenek, sanak keluarga, dan teman adalah para calon yang akan memberikan nasihat yang baik jika mereka berhikmat.




NASIHAT BIJAK MENGHASILKAN KEPUTUSAN BIJAK

Sebagian dari banyaknya keputusan yang kita buat setiap hari, ada yang berakhir dengan baik, sedangkan yang lainnya tidak. Apa yang bisa kita lakukan untuk membuat keputusan yang lebih baik? Seberapa baikkah kemampuan Anda dalam membuat keputusan? Pernahkah Anda bertanya-tanya, "Apa yang terjadi seandainya aku ...?" -- terutama saat Anda tidak mendapatkan hasil yang Anda harapkan?

Barangkali Anda tidak pernah menyadari bahwa Alkitab adalah sebuah buku tentang membuat keputusan-keputusan bijak. Bukan hanya itu, Alkitab juga penuh dengan contoh-contoh keputusan yang baik dan buruk, serta akibat keputusan-keputusan tersebut. Alkitab menunjukkan keputusan-keputusan yang baik, sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar, yang mengarah kepada hasil-hasil yang baik. Apabila Anda membuat keputusan-keputusan emosional yang berdasarkan amarah, hawa nafsu, dan keegoisan, Anda sebaiknya siap-siap menerima hasil-hasil yang buruk.

Alkitab menyingkapkan satu prinsip yang berlaku di semua bidang kehidupan: Anda menuai apa yang Anda tabur (Galatia 6:7). Kadang-kadang, korelasi langsung ini tidak jelas, tetapi semakin kita dewasa, hasil keputusan kita semakin jelas.

Jika Anda melihat Alkitab sebagai buku pegangan dalam pembuatan keputusan, Anda akan menemukan banyak petunjuk yang berguna. Jika Anda ingin membuat pilihan-pilihan yang benar, Anda dapat menyelamatkan diri Anda sendiri dari banyak masalah; apalagi jika Anda lebih mencermati contoh-contoh yang tercatat di dalam firman Allah. Misalnya, cerita tentang Kain ketika dia mengambil keputusan yang buruk, dan akhirnya menuai hidup yang penuh kutukan dan sengsara (Kejadian 4:5-13). Atau, Saul yang mengambil keputusan di luar yang sudah ditetapkan Tuhan Allah. Karena keputusannya yang salah tersebut, Saul hidup dalam depresi, mencari pertolongan dari seorang peramal, berupaya melakukan pembunuhan yang justru berujung pada kematiannya sendiri. Keputusan yang salah sangat merugikan dirinya (Samuel 13:8-14).

Apakah contoh-contoh tersebut relevan dengan kita pada masa kini? Mungkin contoh tersebut tampak jauh dan di luar konteks dunia modern kita. Akan tetapi, kita harus selalu ingat bahwa prinsip-prinsip itu tetap berlaku.

Jangan lupa bahwa kita ada untuk suatu tujuan. Allah menciptakan kita dengan sebuah harapan bahwa suatu hari nanti kita menjadi bagian dari keluarga-Nya. Belajar membuat keputusan-keputusan bijak berdasarkan perintah-perintah Allah adalah sebuah pelajaran utama yang perlu dipelajari setiap orang.

Allah memberi tahu kita untuk tidak "bersandar kepada pengertianmu sendiri" (Amsal 3:5). "Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 14:12) Lalu, bagaimana kita belajar membuat keputusan yang bijak?

Kunci untuk membuat keputusan yang benar.

1. Mencari hikmat.

Kita bisa membuat pilihan yang benar dengan lebih mudah, jika kita mencari hikmat. "Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh, perolehlah pengertian." (Amsal 4:7) Kita dibanjiri dengan pilihan-pilihan dan kesempatan-kesempatan. Namun, nilai-nilai pokok tidak berubah. Belajar menunjukkan rasa hormat kepada Allah sebagai Pencipta segala sesuatu, adalah hal mendasar bagi keberhasilan hidup. Bacalah wejangan hikmat dalam Kitab Amsal, dan pakailah itu sebagai pedoman sehari-hari, untuk mendapatkan pengertian dan pengetahuan, kemudian terapkan itu dalam proses pengambilan keputusan.

2. Menaati Allah.

Setelah kehidupan yang penuh berkat dan kenyamanan, yang membuat Salomo mengalami berbagai kebahagiaan dan keberhasilan, dia merangkum apa yang telah dipelajarinya. Kesimpulan berdasarkan pengalaman yang dialaminya seumur hidup adalah: "...Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang." (Pengkhotbah 12:13) Yesus dari Nazaret mengajar para murid-Nya pelajaran sejenis: "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33)

Yesus Kristus dan Salomo tahu bahwa hal-hal jasmaniah yang tampaknya paling penting bagi kita, tidak semuanya signifikan dalam waktu yang lama. Pada akhirnya, menaati dan menyenangkan Allah adalah intinya. Itulah satu-satunya cara, agar kita mampu menjalani hidup yang benar-benar berguna dan produktif. Kita harus mengingat hal ini saat kita membuat keputusan.

3. Mengembangkan hubungan yang sehat.

Keseluruhan Alkitab berbicara mengenai hubungan. Allah menghendaki kita untuk menjadi bagian dari keluarga-Nya. Dia menghendaki kita untuk belajar bekerja bersama-sama, dan saling bergandengan tangan dalam damai dan kasih. Beberapa misteri terbesar dari kehidupan, disingkapkan dalam proses belajar untuk bekerja bersama-sama, yang menuntut kesabaran, hormat, dan kerja keras untuk membangun persahabatan.

Memiliki teman untuk mendukung dan memberi inspirasi kepada Anda, bisa menjadi pertolongan yang luar biasa untuk menolong Anda membuat pilihan yang benar. Sering kali, dengan mencurahkan isi hati kepada sahabat atau seseorang yang Anda hormati, Anda bisa melihat jalan yang lebih jelas.

Di sisi lain, sebagian hubungan bisa berbahaya. "Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." (1 Korintus 15:33b) Berada di antara orang-orang yang salah, akan memengaruhi penilaian Anda dan menuntun kepada keputusan-keputusan yang buruk.

4. Aturlah hidup Anda.

Para atlet menyadari bahwa untuk meraih prestasi hebat, mereka perlu berlatih dan bertindak. Sebagian orang yang ingin bertanding di Olimpiade atau bermain olah raga profesional, mendedikasikan diri mereka untuk melaksanakan jadwal latihan dengan ketat. Rasul Paulus menyoroti gaya hidup seorang atlet, sebagai analogi untuk menunjukkan bahwa orang Kristen harus berusaha sungguh-sungguh, untuk memiliki hidup saleh: "Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." (1 Korintus 9:27)

Di dunia yang mudah terikat dengan permainan, makanan, alkohol, pekerjaan, atau kemalasan, masuk akal untuk mencermati bagaimana kita mengatur waktu kita. Proses membuat pilihan yang benar meliputi menetapkan dan mengorganisasikan tujuan, kemudian mengerjakannya.

5. Temukan pekerjaan yang berarti.

"Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja." (Amsal 14:23) Allah memberi kita pikiran yang sanggup menemukan hal-hal yang mengagumkan, salah satunya dirangsang melalui pemecahan masalah dan pembangunan. Melakukan sesuatu yang bermanfaat, dapat membuat Anda menemukan arti dalam hidup dan melewati hari dengan cepat. Sebagian orang yang sedang mengerjakan proyek yang menantang, lupa waktu dan bahkan mereka bisa lupa untuk makan dan tidur.

Ingatlah bahwa Allah memberikan kepada manusia, 6 hari untuk bekerja dan satu hari untuk beristirahat. Ini menunjukkan maksud Pencipta kita, agar kita produktif. Membuat pilihan yang benar berarti kita akan bekerja untuk tujuan produktif.

6. Perhatikan kesehatan Anda.

Ketika Anda sakit atau tertekan, sulit bagi Anda untuk tetap bersemangat terhadap apa pun. Menjaga kesehatan meliputi memerhatikan menu makan Anda, menjaga kebugaran fisik, dan menjaga penampilan mental yang positif. Anda bisa beraktivitas jauh lebih baik, ketika tubuh dan pikiran Anda sehat.

Paulus bertanya: "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus... Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:19-20) Allah memberikan kepada kita, masing-masing talenta yang luar biasa dan kompleks dalam tubuh kita, dan Dia mengharapkan kita untuk memeliharanya.

7. Miliki hubungan dengan Allah setiap hari.

Jika Anda mengerti alasan keberadaan Anda, maka Anda bisa menyadari Allah telah membuat Anda sesuai dengan gambar-Nya. Secara alami, Dia menghendaki kita untuk mengembangkan relasi kita dengan Dia. Kesadaran ini membantu kita untuk mengetahui tujuan hidup kita.

Keputusan bijak, ketika timbul dari keinginan untuk mengembangkan potensi kita, akan membuat hidup lebih bebas dari tekanan dan lebih berharga. Paulus mendorong kita untuk memelihara cara pandang yang benar ini, sehingga "Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:7)

Sebab dan Akibat

Beberapa abad yang lalu, Allah menginspirasi Musa untuk menawarkan kepada bangsa Israel, pilihan-pilihan yang sama dengan yang harus kita hadapi. Musa segera menyuruh bangsa Israel berkumpul untuk mendengarkan dan memahami bahwa, pilihan mereka untuk menaati Allah dan melakukan perintah-perintah-Nya akan menuntun kepada hidup. Di sisi lain, dengan memilih untuk tidak taat, akan membawa mereka kepada kematian. "Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu." (Keluaran 30:19)

Semoga Anda memilih dengan bijak!

Source : altarfamily blog

Tags